Kamis, 26 Desember 2013

TUGAS MANDIRI HISTOLOGI : GAMBARAN HISTOLOGI PANKREAS



DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………….            .           1
BAB I          PENDAHULUAN
1.1      LATAR BELAKANG…………………….          2
BAB II         PEMBAHASAN
2.1   PANKREAS……………………..................           3
2.2   BAGIAN EKSOKRIN PANKREAS............                      5
2.3   BAGIAN ENDOKRIN PANKRES..............          .           8
DAFTAR PUSTAKA….……………………………………..                        13











BAB I
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu kelenjar pencernaan, pankreas memiliki peranan yang cukup besar terhadap pengaturan di dalam tubuh. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin sekaligus  endokrin. Sebagai kelenjar endokrin, pankreas berfungsi untuk menghasilkan hormon seperti insulin dan glukagon dan sebagai kelenjar eksokrin,pankreas  berfungsi untuk menghasilkan getah pankreas  yang mengandung enzim pencernaan yang nantinya akan disekresikan ke usus halus.
Pankras berfungsi mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati. Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk merubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpananya  di dalam  sel-selnya.
Ketika fungsi pankreas tidak lagi bekerja dengan baik,  baik disebabkan oleh  pola makan yang buruk  ataupun kelainan genetik, maka keseimbangan dalam tubuh pun ikut  terganggu. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit, bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa calon dokter  harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana keadaan pankreas secara anatomisnya apalagi secara anatomi mikroskopiknya yang meliputi lapisan, jaringan dan selnya untuk pemahaman lebih lanjut mengenai fungsi pankreas.


BAB II
PEMBAHASAN
2. 1   PANKREAS

Pankreas terletak pada rongga abdomen, memiliki permukaan yang membentuk lobulasi, berwarna putih keabuan hingga kemerahan. Pankreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobus dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Pankreas dapat dibagi dalam caput, collum, corpus dan cauda.[1]
Dalam keadaan segar berwarna merah pucat atau putih dengan simpai yang tidak jelas. Diliputi oleh jaringan ikat yang jarang dan tipis dan membentuk septa ke dalam sehingga membagi kelenjar dalam lobulus yang nyata. Jaringan pankreas terdiri dari lobula sel sekretori yang tersusun mengitari saluran halus.[1]

Gambar 1. Organ Pankreas
Pankreas adalah kelenjar campuran eksokrin-endokrin yang menghasilkan enzim pencernaan dan hormon. Sebagai kelenjar eksokrin pankreas membantu dan berperan penting dalam sistem pencernaan dengan mensekresikan enzim-enzim pankreas seperti amilase, lipase dan tripsin.[6]
Sebagai kelenjar endokrin, pankreas dikenal dengan produksi hormon-hormon insulin dan glukagon yang berperan dalam metabolisme glukosa. Fungsi endokrin pankreas dilakukan oleh pulau-pulau Langerhans yang tersebar di antara bagian eksokrin pankreas.[2]
Pankreas merupakan kelenjar yang penting dengan kedua fungsi eksokrin dan endokrin dengan jaringan ikat fibrosa tipis yang membungkus jaringan parenkimnya. Bagian eksokrin berbentuk seperti setandan buah anggur yang terdiri atas sel asinar pankreas yang disebut asinar, sel ini mensintesis dan menyekresikan enzim pencernaan ke dalam duodenum melalui sistem duktus. Sel asinar pankreas tampak berbentuk piramid dengan apikal sitoplasma yang mengandung granula zimogen dan nukleus yang menonjol yang terletak dekat ke basolateral membran sel. Bagian endokrin dari pankreas membentuk sekitar 1-2% dari total massa, dan  bagian ini terdiri dari pulau (pulau kecil) pankreas yang disebut pulau langerhans yang tersebar yang mengandung sekelompok sel pemproduksi hormon yang berbeda.[3]


     Gambar 2. Bagian pankreas di bawah mikroskop
2.2 BAGIAN EKSOKRIN PANKREAS

Bagian eksokrin pankreas menghasilkan enzim digestif, dibangun oleh sel asinar kompleks yang strukturnya serupa dengan struktur kelenjar parotis. Pada pankreas terdapat ciri khas yakni  terdapat pulau langerhans dan bagian awal ductus interkalaris mempenetrasi lumen asinus. Sel sentrasinar kecil yang terpulas pucat membentuk bagian intra-asinar di ductus interkalaris bergabung membentuk ductur interlobular berukuran lebih besar yang dilapisi epitel silindris.[2]
Eksokrin pankreas mensekresi enzim dan proenzim sebagai berikut: tripsinogen, kemotripsinogen yang memecah protein; lipase yang menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak,  amilase, yang menghidrolisis tepung dan karbohidrat lainnya, ribonuklease, dan deoksiribonuklease.[2]

Gambar 3. Visualisasi pankreas tikus normal  menggunakan mikroskop nonlinear optikal dan histologi konvensional. (A) Pankreas tikus normal terdiri atas asinar eksokrin dan pulau langerhans endokrin. RBC: red blood cell. (B) Di bawah mikroskop nonlinear optikal pankreas tikus normal ukuran 6 mm. Struktur berwarna merah adalah kolagen, dan warna hijau untuk komponen fluorescent. Skala 30 mm. (C) Di bawah mikroskop nonlinear optikal pankreas tikus normal ukuran 23 mm. Secara berturut-turut tanda bintang , ujung panah and tanda panah menunjukkan nukleus, sel asinar, jaringan kolagen. (D) Di bawah mikroskop nonlinear optikal pankreas tikus normal ukuran 27 mm. Titik-titik lingkaran  menunjukkan asinar pankreas. (E) Asinar pankreas bisa terlihat dengan pewarnaan Hematoksilin-eosin (F) pewarnaan Masson’s trichrome memperlihatkan sejumlah kecil serat kolagen tersebar di sekeliling asinar pankreas tikus normal.[3]


  Gambar 4. Jaringan pankreas. Sentraasinar (ca), interkalaris (ic), dan interlobular (il).[6]



Sel asinar terwarnai jelas tersusun dalam lobulus dengan nukleus yang mencolok. Sel pulau terlihat menempel dengan sel asinar dan dikelilingi selaput halus.[8]
Sel asinar dari asini memiliki bentuk piramid, dengan lumen yang sangat kecil. Sel ini memiliki nukleus yang bulat, dengan nukleus berada di dasar dengan tersebar dan terlihat jelas atau mencolok. Sebenarnya sel asinar terlihat letak dasarnya dengan nukleus bulat yang relatif dengan nukleolus yang besar.granula zymogen yang tebal tersebar di apikal sitoplasma, dasar sitoplasma dipenuhi oleh lamela dari retikulum endoplasma kasar yang tersebar dan mitokondria yang oval. Mitokondrianya memiliki matriks yang tebal dan krista yang padat. Aparatus golgi biasanya terletak di dekat granula zimogen.[10]


Gambar  5. Ekspresi dari vimentin dari sel pembuluh dari pankreas orang normal. (A,B) reaksi immunoperoksidae memperlihatkan vimentin. (A) gambaran umum dari parenkim pankreas memperlihatkan  sel vimentin-immunoreaktif di dalam epitelium dari duktus  intra lobular (panah kecil). Panah menunjukkan saluran tanpa vimentin. (B) duktus intralobular memperlihatkan beberapa sel vimentin-immunoreaktif di epitelium (panah). Di dalamnya mengandung nukleus yang besar.[7]


Gambar 6. Susunan sel pankreas
Pada sel yang ditampilkan tampak seperti fibroblas dengan sel yang rapat dan sitoplasma yang panjang.[7]

2.3 BAGIAN ENDOKRIN PANKREAS

Pulau langerhans adalah gumpalan massa sel endokrin yang terpulas pucat dan terbenam dalam jaringan asinar eksokrin pankreas.[1]

Gambar 7. Jaringan pankreas dengan pewarnaan HE dan perbesaran 400x. Pulau langerhans (I) tampak lebih pucat dibandingkan sel asinar yang tampak lebih gelap dan berbentuk piramid.[10]

Gambar 8. Jaringan pankreas dengan pewarnaan HE dan perbesaran 1000x. Sel pulau dengan nukleus berbentuk bulat dan mencolok.[10]
Ada lima tipe sel yang ditemukan di pulau Langerhans, masing-masing memiliki kemampuan sekresi hormon yang berbeda-beda, yaitu:
1.        Sel alpha, yaitu sel yang menghasilkan hormon glukagon. Sel ini merupakan sel terbanyak kedua yang ditemukan di pulau Langerhans setelah sel beta (20%).
2.        Sel beta, yaitu sel yang meng hasil kan hormon insulin. Sel β terletak di dalam pulau Langerhans dan memenuhi sekitar 80% dari volume pulau Langerhans.
3.        Sel delta, sel ini menghasilkan somatostatin.
4.        Sel F, sel ini menghasilkan pancreatic polypeptide yangbelum diketahui jelas fungsinya.
5.        Sel Gamma [5]
Pulau langerhans sebagian besar disusun oleh sel beta, sel alpha dan sel delta dengan sedikit polipeptida pankreas (PP) dan sel epsilon. Di bagian kepala pankreas kaya akan sel PP. Bagian yang kaya akan sel PP berpengaruh untuk mengukur total massa pulau langerhans.[4]


pulau langerhans mengandung dua jenis sel utama yaitu sel alfa (A) dan sel beta (B). Sedangkan Sel pendukungnya yaitu sel delta (D) dan sel yang sangat langka yaitu sel C. Sel A memproduksi glukagon sampai dengan 20% di sel pulau dan memiliki karakteristik distribusi periferal. Sel B memproduksi insulin sekitar 70% dari sel pulau dan menempati bagian dalam pulau.[8]
Sel alfa dan sel beta memiliki nukleus yang bulat, besar, mencolok dan bersifat basofil. Sitoplasmanya mengandung banyak granula sekresi dengan bagian tengah agak tebal dikelilingi oleh bagian yang lebih jernih. Mitokondria tersebar di seluruh sitoplasma, strukturnya halus dan terlihat bulat atau plum filamen dengan matrik yang tebal. Badan golgi terlihat di beberapa sel di antara granula β.[10]
Walaupun peran dari insulin (sekresi dari sel beta), glukagon (sekresi dari sel alpha), dan somatostatin (sekresi dari sel delta) sangat penting dalam homeostasis glukosa, fungsi tepat dari sel PP di pankreas masih belum diketahui. Pada manusia, efek sel PP adalah mencegah kontraksi kandung empedu dan enzim pankreas. Pada hewan, diperkirakan berpengaruh pada jumlah makanan yang dimakan, metabolisme energi, dan ekspresi ghrelin lambung dan peptida hipotalamus.[4]
Pulau langerhans yang normal ditembus oleh sebuah jaringan kapiler dan diselubungi oleh kolagen tipis dan helaian glial yang memisahkan sel endokrin dari komponen eksokrin. Tetapi, tidak ada pola yang sama untuk setiap pulau di bawah mikroskop, hal ini disebabkan populasi pulau yang jarang.[3]
Pulau langerhans tampak sebagai kelompok sel berbentuk bulat, pucat, dikelilingi simpai halus, tidak memiliki saluran, dengan banyak pembuluh darah untuk penyaluran hormon kelenjar pankreas. Simpai serat-serat retikulin halus mengelilingi setiap pulau langerhans dan memisahkannya dari eksokrin pankreas yang berdekatan. Sel-sel parenkim dan pembuluh darah di inervasi oleh serat saraf autonom. Kebanyakan pulau langerhans bergaris tengah 100-200 μm. Pulau langerhans merupakan kumpulan sel ovoid 76x 1/5 μm yang tersebar di seluruh pankreas. Semua sel dalam pulau berbentuk poligonal tak teratur, dengan inti bundar di tengah, mitokondria kecil berbentuk batang dan aparatus golgi.[9]



DAFTAR PUSTAKA
1.         Tambajong J. Sinopsis Histologi Edisi 1. Jakarta : EGC, 1995
2.         Mescher, Anthony L. Histologi Dasar JUNQUEIRA Teks & Atlas Edisi 12. Jakarta: EGC, 2011
3.         Wenyan Hu, Gang Zhao, Chunyou Wang, et al. Nonlinear Optical Microscopy for Histology of Fresh Normal and Cancerous Pancreatic Tissues. Plos One. 2012;7:3
4.         Xiaojun Wang, Mark C. Zielinski, Ryosuke Misawa, et al. Quantitative Analysis of Pancreatic Polypeptide Cell Distribution in the Human Pancreas. Plos One. 2013;8:4
5.         Banks, WJ. Applied Veterinary Histology Ed 3.USA:Mosby,1993
6.         Myriam Solar, Carina Cardalda, Isabelle Houbracken et al. Pancreatic Exocrine Duct Cells Give Rise to Insulin-Producing b Cells during Embryogenesis but Not after Birth. Developmental Cell Press. 2009;17:849
7.         Marjorie Fanjul, Valéry Gmyr, Coralie Sengenès, et al. Evidence for Epithelial - Mesenchymal Transition in Adult Human Pancreatic Exocrine Cells. Sage publication.2010;58:816
8.         C. F. Eliakim-Ikechukwu And A. I. Obri. Histological Changes In The Pancreas Following Administration Of Ethanolic Extract Of Alchornea Cordifolia Leaf In Alloxan- Induced Diabetic Wistar Rats. Nigerian Journal of Physiological Sciences . 2009; 24 (2): 153
9.         Yasamin Thamer Qadori.  Histological Studies On Pancreatic Tissue In Diabetic Rats By Using Wild Cherry. The Iraqi Postgraduate Medical Journal. 2011;10:1
10.     Azza A. Attia. Histological and Electron Microscopic Studies of the Effect of β-Carotene on the pancreas of streptozocin (STZ)-Induced Diabetic Rats. Pakistan Journal of Biological Sciences. 2009;12:303


Rabu, 03 Juli 2013

Lirik My Heart – Irwansyah Feat Acha Septriasa | OST Heart


Di sini kau dan aku
Terbiasa bersama
Menjalani kasih sayang
Bahagia ku denganmu

Pernahkah kau menguntai
Hari paling indah
Ku ukir nama kita berdua
Di sini surga kita

Bila kita mencintai yang lain
Mungkinkah hati ini akan tegar
Sebisa mungkin, tak akan pernah
Sayangku akan hilang…

If we love somebody
Could we be this strong
I will fight to win
Our love will conquer all

I wouldn’t risk my love
Even just one night
Our love will stay in my heart
My heart…my heart…

Lirik Ada Cinta – Irwansyah Feat Acha Septriasa | OST Love Is Cinta


Ucapkanlah kasih..
Satu kata yang kunantikan
Sebab ku tak mampu membaca matamu
Mendengar bisikmu

Nyanyikanlah kasih..
Senandung kata hatimu
Sebab ku tak sanggup mengartikan getar ini
Sebab ku meragu pada dirimu

Mengapa berat ungkapkan cinta
Padahal ia ada
Dalam rinai hujan, dalam terang bulan
Juga dalam sedu sedan

Mengapa sulit mengaku cinta
Padahal yang terasa
Dalam rindu dendam, hening malam
Cinta.. terasa ada…

Minggu, 30 Juni 2013

DEAR DIARY

HOLLA ..... 
PEPRE comeback ke dunia perblog'an lagi

hualah..... rasanya udah lama banget nggak ngubek2 isi blog... hoho maaf yah

kemarin vakum sementara buat fokus UJIAN NASIONAL, yang Alhamdulillah ternyata aku lulus dengan nilai yang cukup~lah memuaskan... yah dipuas2in ajjah padahal belum puas juga sih... tau kenapa ????kenapa???? kenapa???????

karena eh karena nilai aku gak semuanya bagus ada dua mata pelajaran yang nilainya gak sesuai harapan ya tapi kalo rata2 nilai sih cukuplah dipuas2sin...

terus karena keasikan berkutat dengan kegalauan UJIAN NASIONAL lalu dibuat deg2an lagi sama urusan mo masuk PERGURUAN TINGGI.... huwaaaaaaaaaa

teman2 pada sibuk yah kesana kesini, kemara kemari buat daftar...

AKU..... mana..... gak tau 

aku cuma ikutan daftar di SNMPTN yang direkomendasikan oleh sekolah... yah cuma itu

dan akhirnya sekali lagi ALHAMDU```LILLAH..... ternyata yang cuma atu2nya itu lulus..... #sujudsyukur banget aku bisa lulus.....

nah sekarang aku udah dikit lega.... ya mulai lagi deh kumat2an alay2an, fangirling~an, k-poperan hallah.... hahahahahahahaha....

ok yauddah deh segitu ajjjah.... nanti klo kebanyakan capcus nanti malah kelewat CETTAR MEMBAHANA kayak SYAHRINI gikgikgikgikgik.....

KINGDOM HEWAN (ANIMALIA)



1.        Kelompok hewan




·         Hewan invertebrata
1.        Porifera
Ciri:
-        Hewan dipioblastik (memiliki dua lapisan tubuh, yaitu ektoderm dan endoderm).
-        Terdapat pori-pori atau rongga pada tubuhnya yang disebut spongosol sebagai jalan masuk air yang membawa makanan.
-        Memiliki tiga buah saluran air, yaitu askon, sikon, dan Ieukon.
-        Belum memiliki jaringan (parazoa).
-        Lapisan tubuh bagian luar tersusun oleh sel-sel epidermls berbentuk pipih dan berdinding tebal yang disebut pinakosit (sebagai kulit luar) dan sel-sel koanosit (lapisan dalam) yang berbentuk seperti oorong berflagela.
-        Habitat di perairan terutama di air laut.
-        Sistem reproduksi ada dua. yaitu:
- Reproduksi asek-sual, dilakukan dengan pembentukan kuncup tunas dan gemmule (tunas internal).
- Reproduksi sek-sual, yaitu melalui proses fertilisasi yang dilakukan dengan pembentukan arkeolosit yang mengandung sper-ma dan ovum.

Klasifikasi
1. Calcarea
Calcarea merupakan jenis porifera yang memiliki spikula yang terbuat dari zat kapur (kalsium karbonat). Umumnya hidup di air laut yang dangkal. Contoh: Grantia, Leucosolenica, Scypha, dan Clathrina.
 GRANTIA 

Leucosolenica
Scypha


2. Hexactinelida
Jenis porifera ini memiliki spikula yang terbuat dari zat kersik (silikat). Hidup di laut bagian dalam. Contoh: Eupectelle. Pheronema sp.


3. Demospongiae
Demospongiae memiliki spikula yang terbuat dari zat kersik dan protein (spongin) atau hanya spongin saja. Tubuhnya lunak (tidak memiliki skeleton) dan hidup di laut yang dangkal. Contoh: Euspongia ofiicinalis (spons mandi), Spongilla,
dan Haliclona.

2.        Platyhelmintes
Ciri:
-        Memiliki tiga lapisan tubuh (triploblastik)
-        Tidak memiliki rongga tubuh (aselomata)
-        Simetri bilateral
-        Memiliki sistem syaraf (tangga tali) berupa Ganglion anterior
-        Sistem pencernaan satu lubang
-        Tidak memiliki sitem sirkulasi, respirasi, dan ekskresi
-        Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di dalam tubuh hewan lain
-        Reproduksi seksual terjadi fertilisasi di dalam tuubuh Platyhelminthes. Fertilisasi dapat dilakukan oleh sendiri atau dua individu.
reproduksi aseksual dilakukan dengan cara faragmentasi. Setelah membelah, bagian potongan tubuh tersebut mengalami regenerasi dan tumbuh menjadi individu baru.
Daur hidup
Ex:
-          Fasciola hepatica
Telur (bersama feces) -> larva bersilia (mirasidium) -> siput air (lymnea auricularis atau lymnea javanica) -> sporosista -> redia -> serkaria -> keluar dari tubuh siput -> menempel pada rumput / tanaman air -> membentuk kista (metaserkaria) -> dimakan domba(hepatica)/sapi(gigantica) -> usus -> hati -> sampai dewasa
-          Chlornosis sinensis
Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> ikan air tawar (menempel di ototnya) -> membentuk kista (metaserkaria) -> ikan dimakan -> saluran pencernaan -> hati -> sampai dewasa
-          Schistosoma javanicum
Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> menembus kulit manusia -> pembuluh darah vena
-          Taenia saginata / Taenia Solium
Proglotid (bersama feces) -> mencemari makanan babi -> babi -> usus babi (telur menetas jadi hexacan) -> aliran darah -> otot/daging (sistiserkus) -> manusia -> usus manusia (sistiserkus pecah -> skolex menempel di dinding usus) -> sampai dewasa di manusia -> keluar bersama feces.

3.        Nemathelmintes
Ciri
1.        Tubuh triploblastik dan berbentuk bulat panjang.
2.        Disebut sebagai hewan pseudoselomata karena memiliki rongga semu.
3.        Tubuh simetri bilateral.
4.        Sistem respirasi melalui permukaan tubuh.
5.        Memiliki kutikula yang berfungsi untuk melindungi diri dari enzim pencernaan inang.
6.        Memiliki alat ekskresi berupa sel glanduler.
7.        Hampir semua jenis cacing dalam filum ini bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia.
8.        Sistem reproduksinya. yaitu:
- Umumnya nemathelminthes bereproduksi secara sek-sual dengan fertilisasi internal.
- Organ kela-min jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.

Klasifikasi Nemathelminthes

Beberapa jenis cacing yang tergolong ke dalam filum nemathelminthes, yaitu:
1. Ascaris Iumbricoides (cacing perut), hidup di dalam usus manusia dan mengisap sari makanan yang ada di dalam usus.
2. Wuchereria bancrofti (cacing rambut), penyebab penyakit kaki gajah pada manusia, larvanya disebarkan melalui gigitan nyamuk.
3. Ancylostoma duodenale (cacing tambang), hidup di dalam usus manusia dan memiliki alat pengait untuk mencengkeram dan mengisap
darah.
4. Enterobius vermicularis (cacing kremi), penyebab timbulnya rasa gatal terus-menerus di sekitar dubur.


4.        Coelenterata
Ciri
1.        Tubuh simetri radial dan diploblastik.
2.        Rongga tubuh berfungsi sebagai usus.
3.        Memiliki tentakel yang berfungsi untuk menangkap atau melumpuhkan mangsa.
4.        Pada tentakel dilengkapi dengan sel knidobiast/knidosit yang mengandung sel penyengat (nematokis).
5.        Pengambilan gas O₂ dan gas CO, dilakukan secara difusi: (sistem respirasi).
6.        Habitat di perairan (air tawar/laut).
  1. Tubuh mengalami metagenesis menjadi dua tipe, yaitu:
    - Tipe polip(aseksual), yaitu tipe tubuh yang hidupnya tak bebas atau menempel pada substrat tertentu.
    - Tipe medusa (seperti payung)(seksual), yaitu tipe yang dapat hidup bebas (dapat berenang).
    Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki.
  2. Sistem reproduksinya, yaitu:
    - Reproduksi asek-sual, melalui pembentukan tunas/kuncup yang menempel pada
    hewan induknya.
    - Reproduksi sek-sual melalui fertillsasi ekstemal, yaitu dengan penyatuan sper-ma dengan sel telur hingga membentuk zigot.

Klasifikasi Coelenterata

Coelenterata diklasifikasikan menjadi tiga kelas. yaitu:

1. Hydrozoa

Umumnya berbentuk polip, baik berkoloni maupun tidak. Beberapa ada yang berbentuk medusa. Di dalam koloni, terdapat dua jenis polip, yaitu polip bertentakel dan tanpa tentakel. Contoh: Hydra, Obelia, dan Physalia
Kelas : Obelia
Fertilisasi sperma dan ovum di air - zigot - morula - planula (larva berenang bebas) - koloni muda - tunas (fase polip) - medusa - medusa dewasa melepaskan diri dari polip (terdiri dari jantan dan betina)

Kelas Scyphozoa : Aurelia auria
Fertilisasi sperma dan ovum di air - zigot planula (larva bersilia) - skifistoma (fase polip) - strobila (kuncup) - efira - medusa - medusa jantan dan betina


2. Scypozoa

Fase medusa lebih dominan dari fase polip. tetapi ada juga yang berbentuk polip. Contoh: Cyanea dan Chrysaora frutteoens.

3. Anthozoa

Hanya memiliki bentuk polip dengan ukuran yang lebih besar daripada dua jenis yang lain. Bentuk tubuh menyerupai bunga dan merupakan pembentuk anemon laut atau terumbu karang. Contoh: Tubastera, Turbinaria, dan Urticina


5.        Annelida
Ciri
1.        Hewan triploblastik, selomata (sudah terdapat selom sejati).
2.        Tubuh bersegmen (disebut metameri) memiliki sistem saraf, pencernaan, reproduksi dan sistem ekskresi.
3.        Tiap segmen tubuhnya dibatasi oleh sekat yang disebut septa.
4.        Organ-organ ekskresi terdiri atas nefridia (saluran), nefrostom (corong) dan nefrotor (pori tempat keluarnya kotoran).
5.        Memiliki sistem peredaran darah tertutup dan sistem saraf tangga tali.
6.        Reproduksi secara sek-sual melalui fertilisasi dan secara asek-sual melalui proses fragmentasi.
7.        Meskipun termasuk hewan hermafrodit (berkela-min ganda), proses pembuahan tetap harus dilakukan oleh dua individu dengan saling memberikan sper-ma yang disimpan di dalam reseptakulum seminalis.

Klasifikasi

1. Polychaeta

Pada tubuh cacing ini dijumpai banyak rambut dan tiap segmen tubuhnya dilengkapi dengan parapodia (semacam kaki yang terdapat pada sisi kanan dan kiri tubuhnya). Contoh: Nereis virens, Eunice viridis (cacing wawo), dan Lysidice oele (cacing palolo).

2. Oligochaeta

Cacing ini memiliki rambut yang sedikit, tidak memiliki mata dan parapodia. Hidup di darat atau perairan tawar dan bersifat hemaprodit (memiliki ovarium dan tes-tis). Contoh: cacing tanah (Pheretima, Lumbricus terrestris).

3. Hirudinea

Anggota cacing ini tidak memiliki rambut, parapodia. dan septa. Termasuk cacing penghisap darah. Contoh: lintah (Hirudo medicinalis), pacet (Haemadipsa javanica).

6.        Mollusca
Ciri
1.        Tubuh triploblastik selomata dan simetri bilateral.
2.        Tubuh terdiri atas tiga komponen, yaitu: kaki berotot untuk pergerakan, massa vicerial (bagian tubuh lunak yang mengandung organ internal), dan mantel (untuk melindungi massa vicerial dan mensekresikan bahan baku cangkang).
3.        Sebagian besar dilindungi oleh cangkang yang tersusun atas zat kapur.
4.        Sudah memiliki alat pencernaan yang lengkap.
5.        Memiliki lidah bergigi (radula) yang berfungsi untuk melumat makanan.
6.        Sistem reproduksi, yaitu:
- Mollusca berkembang biak dengan fertilisasl internal.
- Beberapa hewan mollusca ada yang memiliki kela-min ganda (hemaprodit), namun ada pula yang kelaminnya terpisah.

Klasifikasi mollusca

1. Ambhineura

Mollusca kelas ini memiliki cangkang seperti susunan genting, hidupnya melekat di dasar perairan, mulutnya dilengkapi dengan lidah parut (radula). Contoh: Chiton.

2. Bivalvia/palecypoda

Bentuk tubuh simetris dan dilindungi oleh cangkang yang setangkup. Berpanas dengan insang yang berlapis-lapis (Lamelibranchiata). Dari celah cangkangnya keluar kaki yang pipih seperti kapak sehingga disebut juga Pelecypoda. Cangkang kerang terdiri atas tiga lapisan, yaitu periostrakum, prismatik, dan nakreas. Contoh: kerang.

3. Gastropoda

Gastropoda menggunakan otot perut sebagai alat gerak, termasuk hewan hermaprodit. Contoh: Achatina fulica (bekicot), Lymnaea (siput).

4. Chepalopoda

Hewan ini menggunakan kepala sebagai alat gerak (chepale = kepada dan podos = kaki) dan memiliki tentakel yang berfungsi sebagai pengisap. Contoh: Nautilus, Loligo sp. (cumi-cumi), Octopus sp. (gurita).

5. Scaphopoda

Scaphopoda memiki tulang berbentuk silinder yang kedua ujungnya terbuka. Hidupnya di laut dan terpendam di dalam pasir atau lumpur. Contoh: Dentallium vulgare. Disebut dentallium karena cangkang-cangkangnya menyerupai gigi-gigi (dentis). Apabila kita berjalan di pantai perlu hati-hati karena cangkangnya tajam dan dapat melukai kaki.


7.        Anthropoda
Ciri
1.        Tubuh beruas-ruas dan terbagi atas kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen).
2.        Rangka luar (eksoskeleton) tersusun atas zat kitin dan pada waktu tertentu kulit akan mengalami pergantian (ekdisis/molting).
3.        Memiliki organ sensoris mata, penciuman, dan antena untuk sentuhan dan penciuman.
4.        Sistem peredaran darah terbuka dan darah tidak berwarna merah.
5.         Alat respirasi berupa insang, trakea, dan paru-paru buku.
6.        Alat ekskresi berupa kelenjar hijau dengan buluh malphigi.
7.        Sistem reproduksinya, yaitu:
- Secara sek-sual dilakukan melalui proses fertilisasi.
- Secara asek-sual dengan melakukan partenogenesis (proses reproduksi terjadi tanpa fertilisasi) dan paedogenesis (reproduksi terjadi pada individu yang muda (larva)).

Klasifikasi arthropoda

Arthropoda diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:

1. Crustacea (udang-udangan)

Memiliki dua pasang antena. Tubuh terdiri atas sefalotoraks (kepala menyatu dengan dada) dan abdomen. Bernapas pada daerah tipis pada kutikula, namun sebagian besar bernapas dengan insang. Jenis kela-min sudah terpisah pada individu yang berbeda. Contoh: Penaeus (udang windu), Cambarus virilis (udang air tawar), Portunus s-exdentalus (kepiting), dan Neptunus pelagicus (rajungan).

2. Myriapoda (hewan berkaki banyak)

Tubuh hanya terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen. Pada kepala terdapat sepasang mata tunggal, sepasang alat peraba besar, dan peraba kecil yang beruas-ruas. Tiap ruas pada tubuhnya terdapat sepasang atau dua pasang kaki. Sistem respirasinya menggunakan trakea yang bermuara pada lubang kecil yang disebut spirakel. Diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Chilopoda (Scolopendra subspinipes (lipan)) dan Diplopoda (Julus teristris (luwing)).

3. Arachnoidea

Tubuh terdiri atas dan abdomen dan sefalotoraks. Memiliki enam pasang anggota gerak, yakni kalisera, pedipalpus dan empat pasang kaki yang terdapat di sefalotoraks. Arachnoidea diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Scorpionida (kalajengking), Arachnida (laba-laba), dan Acarina (caplak, tungau).

4. Insecta

Tubuh tersusun atas kepala, dada, dan perut. Mulut dimodifikasi menjadi penggigit, pengisap, dan penelan. Memiliki tiga pasang kaki dan disebut hexapoda (berkaki enam). Mengalami perubahan bentuk tubuh selama perturnbuhan yang disebut metamorfosis. Metamorfosis ada dua macam, yaitu metamorfosis sempurna (lebah dan kupu-kupu) dan metamorfosis tak sempurna (Ialat, belalang, dan jangkrik).


8.        Echinodermata
Ciri
1.        Tubuh tersusun atas tiga lapisan dan memiliki rongga tubuh (triploblastik selomata).
2.        Bentuk tubuh simetri bilateral (larva) dan simetri radial (dewasa).
3.        Kulit tubuh terbuat dan zat kitin sebagai rangka luar dan pada permukaan insang kulit terdapat duri.
4.        Bergerak dengan kaki ambulakral atau kaki tabung, yaitu gerakannya terjadi dengan mengubah tekanan air yang diatur oleh sistem pembuluh air yang berkembang dari selom.
5.        Sudah memiliki sistem pencernaan yang sempurna, kecuali bintang yang tidak memiliki anus.
6.        Tidak memiliki sistem ekskresi.
7.        Terdapat cincin saraf yang mengelilingi mulut sebagai sistem saraf dan memiliki lima cabang saraf radial pada masing-masing lengannya.
8.        Sistem respirasi menggunakan kulit berupa tonjolan dinding selom tipis dan dilindungi oleh silia.
9.        Semua jenisnya merupakan hewan laut.
10.     Sistem reproduksi terjadi secara seksual dengan proses fertilisasi (pembuahan) ekstemal. Aseksual (regenerasi n pembelahan sel)

Klasifikasi echinodermata

1. Asteroidea (bintang laut)

Bentuk tubuh menyerupai bintang, bagian bawah disebut permukaan oral, yang memiliki mulut dan bagian atas disebut permukaan adoral. Pada permukaan tubuhnya terdapat duri pendek dan kaki tabung bertindak sebagai penyedot. Contoh: Asteria forbesi (bintang laut), Linkia laevigata (bintang laut biru), dan Pentaceros (bintang laut bertanduk).

2. Ophiuroidea (bintang mengular)

Tubuh memiliki lima lengan yang bergerak menyerupai ular. Ciri khas dari kelas ini adalah madreporit (lubang masuknya air) terletak di bagian bawah dan tidak memiliki kaki tabung. Ophiuroidea tidak memiliki anus, jadi sisa makanan dimuntahkan melalui mulut. Contoh: Ophiothrix.

3. Crinoidea (lilia laut)

Hidupnya menempel pada substrat yang ada di laut. Lengan berfungsi sebagai pemakan suspensi. Contoh: Antedon sp, Holopus sp.

4. Echinoidea

Hewan ini tidak memiliki lengan, namun memiliki lima baris kaki tabung. Bentuk tubuh bulat dan diliputi duri yang banyak. Contoh: bulu babi (Diadema) dan landak laut (Echinus).

5. Holothuroidea (mentimun laut)

Tidak memiliki duri dan memiliki lima baris kaki tabung. Contoh: teripang (Holothuria).


·         Hewan vertebrata
1.      Pisces
Ciri :
·         Ovipar,vivipar, fertilisasi internal n eksternal
·         Ada sirip,kulit bersisik n licin
·         Poikiloterm/berdarah dingin
·         jantung beruang 2
·         bernafas dg insang
Klasifikasi

·            Kelas Agnatha
- mempunyai rahang
- Tidak kulit tidak bearsisik
- Parasit pada kian besar
- mulut berbentuk lingkaran
- Mempunyai lidah
·            Kelas Chondrichthyes
- Mulut dan lubang hidung terletakdi bagian ventral
- Mempunyai lidah dan rahang
- Kulit bersisik plakoid dan berlendir
- Mempunyai dua pasang sirip dan sirip ekor
- Terdapat kloaka
- berangka tulang rawan : pari,hiu
·            Kelas Osteichthyes
- Mulut berahang
- Bergigi dan berlidah
- Kulit berlendir, dan bersisik
- Terdapat gelmbung renang
- berangka dari tulang keras/sejati yg mengandung matriks kalsium fosfat)
- Hidup di rawa dan laut juga air tawar: mas,sepat,sarden,bandeng

Contoh Pisces :
Hiu termasuk Pisces Chondrichtyes,ciri-cirinya:
1.Tidak mempunyai tutup insang (operkulum)
2.kerangkanya terdiri dari tulang rawan.
3.Mulut berahang kuat terletak di bawah tubuh


2.      Amphibi
Ciri :
·         Ovipar
·         Poikiloterm/berdarah dingin
·         Berkulit licin, tidak bersisik, dan tipis,berlendir.
·         Bernapas menggunakan paru-paru dan/atau kulit.
·         Jantung terdir atas 3 ruang (2 ventrikel/serambi, 1 atrium/bilik).
·         Fertilisasi terjadi secara eksternal dar bersifat ovipar (bertelur).
·         Dapat hidup, baik di darat maupun di air
·         Mengalami metamorfosis.
·         Contoh: katak sawah (Rana limnocharis), bangkong (Bufo melanostictus), dan katak pohon atau bancet (Racophorus reinwardti).

3.      Reptil
Ciri  :
- Kulit bersisik kering.
- Bernafas melalui paru-paru.
- ovipar dan telur bercangkerang keras. Ular ovivipar
- Sebagian reptilia mempunyai empat kaki dan sebagian tanpa kaki.
- Berdarah dingin/ poikiloterm (suhu badan berubah mengikut suhu lingkungan).
- jantung beruang 4 sekat tdk sempurna

4.      Aves
Ciri :
·       Ovipar
·       Fertilisasi internal,perkembangan embrio di luar tubuh
·       Mempunyai bulu
·       Berdarah panas/homoiterm
·       Otak terlindung oleh cranium
·       Mempunyai paruh
·       Rangka berupa endoskeleton
·       Jantung beruang 4 sekat sempurna
·       Bernafas dg paru2 dan pundi2 udara

5.      Mamalia
Ciri :
-        Kulit ada rambut
-        Berdarah panas/homoiterm
-        Vivipar kecuali platypus ovipar
-        Fertilisasi internal,perkembangan embrio didlm tubuh
-        Jantung beruang 4 sempurna

Klasifikasi:
-          Monotremata/bertelur
-          Insectivora/makan semut
-          Marsupialia/berkantong
-          Rodentia/pengerat
-          Chiroptera/terbang
-          Pholidota/tdk bergigi
-          Carnivora/pmkn daging,gigi tajam
-          Cetacea/hidup di air
-          Proboscidea/belalai
-          Sirenia/ikan duyung
-          Undulata/kuku
-          Primata