Selasa, 09 April 2013

GAY'S MARRIAGE : one


At Paris, Perancis 11.00 pm




“ today is so tired (hari yang melelahkan) “ ucap seorang laki-laki pelan

Ia sudah berada di depan kamar hotel. Ia masih mengenakan tuxedonya. Wajahnya sudah terlihat kusut akibat kelelahan. Matanya agak sayu karena kantuk yang telah melandanya sejak di perjalanan pulang.

“ baiklah, terima kasih kau sudah sangat bekerja keras hari ini, besok kita harus segera kembali ke Korea, aku telah memesankan tiket untuk kita pada pukul tujuh pagi, kita harus segera berangkat subuh untuk mengejar waktu, di Korea kau harus melakukan beberapa pemotretan dan jumpa Fans lagi, untuk itu segeralah beristirahat Kris dan tidurlah dengan nyenyak. Ok” kata sang Manejer, yang bernama Mr. Jo panjang lebar.

“ ya..” jawab Kris singkat.  Mr. Jo kemudian pergi ke kamarnya, sementara Kris segera masuk ke kamarnya.

Kris berjalan sembari melonggarkan dasi kemudian melepasnya yang sudah terasa sangat mencekik leher dan kubuka kancing bajunya sampai  kancing ketiga hingga terbuka dan memperlihatkan sedikit bagian dadanya, lalu ia letakkan di lemari begitu pula jas yang ia kenakan tadi juga lalu menggantung dan meletakkan ke dalam lemari , ia lalu mengambil handuk dan baju ganti.


Setelah seharian pemotretan dan rekaman iklan tadi sekujur tubuhku terasa sangat pegal, leherku sudah terasa kaku, nah hanya ada satu cara untuk menanggulanginya yaitu mandi dan berendam.

Aku berjalan masuk ke kamar mandi, kuletakkan handuk dan pakaian ganti ke rak dekat wastafel.  Aku berdiri di depan cermin sambil memandangi diriku disana selama sesaat. Kemudian kulepaskan bajuku hingga yang tersisa hanya celana pendek di atas lutut, Kunyalakan air hangat di bak mandi dan dengan segera berendam di dalamnya, asap mengepul di seluruh kamar mandi. aku pun memejamkan kedua mataku sembari menikmati hangatnya air di malam hari.

Lima belas menit kemudian....

Aku telah selesai berendam dan mandi, akupun keluar kamar mandi dengan mengenakan baju kaos putih polos dan celana panjang berwarna abu-abu sembari handuk tergantung di leher bekas mengeringkan rambutku. Tubuhku sekarang terasa lebih segar dan sangat rileks dibanding saat baru datang tadi. Aku dapat merasakan otot-ototku dan tulangku kini dapat bergerak leluasa. Aku berjalan menuju jendela, dibalik jendela terpampang jelas suasana malam yang sangat ramai di kota Paris berhias lampu yang berkelap-kelip berwarna-warni dimana-mana, kendaraan baik roda empat maupun roda dua lalu lalang tiada henti dan yang paling menarik adalah, dari sini aku dapat melihat menara Eiffel yang berdiri dengan megah dan kokohnya dengan lampu di seluruh bagian bangunannya.  Sungguh luar biasa, meski sangat melelahkan. Sambil sesekali mengusapkan handuk pada rambutku yang masih sedikit basah.

“ Hoaaaaaam ” aku menguap dengan lebarnya, mataku sudah mulai berat, akupun segera beranjak menuju tempat tidur, kemudian menghempaskan diri ke atas kasur empuk, kutepuk-tepuk bantal lalu ku baringkan kepalaku di atasnya. Kukerjapkan mataku beberapa kali hingga akhirnya perlahan mataku terpejam membawaku terbuai ke alam mimpi.


At Indonesia 08.55

 “ Boom... Kring..kring... Booom Kring..Kring Booooo...” 

“ Hoaaaaahm “

“ ......”

“ Boom... Kring..kring... Booom Kring..Kring Booooo.. Boooooom.”

“ Hah... GAWATTTZZZZ... matti aku, jam berapa ini ”

Ia mengambil jam weker  yang sejak tadi tak pernah lelah berkoar-koar di samping telinganya. Ia segera bangkit dari tempat tidur dan segera menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi.


“ aaa... taksiiiii ” teriak ana seraya melambai cepat ke arah taksi yang hampir mendekat.

“ huh... hah... huh... hah “

“ anda mau kemana nona? “ tanya supir ramah

“ hah... huh...hah... heuuumm kita ke bandara pak “ sahut ana erputus-putus karena masih ngos-ngosan sehabis berlari maraton.

“ hah sudah jam 9, ya tuhan.... jadwalnya jam sembilan sudah tiba... aduh kegimana ini?? “ kata ana ricuh sendiri. Sementara supir taksi hanya tersenyum memperhatikan ana dari spion mobilnya.

“ pak.. bisa tolong cepat pak. Ini menyangkut hidup dan mati saya pak... tolong pak “

“dalam waktu 15 menit kita... harus sampai ke bandara. Bisa pak “

“ iya.. iya non ” sang supir langsung menginjak pedal gas dengan kencangnya mobil melaju.

Limabelas menit kemudian......

“ terimakasih pak ” ucap Ana sambil tersenyum lega dan memberikan ongkos taksi kepada supir

“ sama-sama non “ sahut supir juga membalas senyum lalu kemudian melaju meninggalkan Ana.

Ana segera berbalik berjalan ke dalam bandara.

“ semoga aku masih sempat “ ucap Ana dalam hati seraya memandangi jam tangan kuno mungil yang bertengger di pergelangannya. Matanya melotot dan menyipit bergerak ke kiri ke kanan, ke atas dan ke bawah.

Ting...ting...ting 

Sebuah benda bulat berwarna perak menggelinding tepat di depan kakinya. Dengan gerakan refleks Ana langsung mengejar benda itu dengan setengah berlari.

“ tunggu,,,, keberuntunganku.... aku datang...” ucapnya bersemangat.

Benda itu pun akhirnya berhenti tergeletak begitu saja.

“hap.... dapat “ ucap Ana ceria tak ketinggalan senyum sumringahnya tersunging di bibir mungilnya.

“ syukurlah aku mendapatkanmu, ternyata hari ini hari keberuntunganku. Awal yang sangat baik “

           Ana mengambil benda itu. Benda itu adalah uang receh senilai lima ratus perak, yang mungkin bagi orang-orang lain adalah nilai yang tak berarti, namun, bagi Ana nilai itu sangat berharga. Ia adalah orang yang sangat menghargai dan menghormati namanya uang, baginya uang adalah bagian dirinya. Sebagian besar hidupnya ia habiskan untuk mencari uang. Jika ditanya apa yang ia suka maka ia akan menjawab uang jika ditanya apa yang ia butuhkan maka jawabannya uang dan jika ditanya apa yang dibutuhkannya ya tentu saja itu adalah uang. Setelah mendapat uang receh itu anak kembali berdiri dan berjalan sambil memandangi uang itu. Karena hanya terfokus pada uang receh itu ia tak lagi mengindahkan jalan di depannya, hingga tanpa sadar ia menyenggol orang yang lalu lalang di bandara.  Uang itu tak sengaja lepas dan jatuh dari tangannya.


Seorang laki-laki berjalan begitu tegap, ia mengenakan kemeja putih, dengan lengan kemeja digulung hingga siku, rambutnya pirang keemasan dengan model jambul menjulang tinggi pakaiannya begitu rapi, auranya tenang dan menebar kharisma yang kuat. disebelahnya laki-laki paruh baya berjalan sambil menyeret sebuah koper berukuran besar Sedang di depannya setelah menyadari kehadirannya, yang tadinya orang – orang berkerumun, mulai berjalan dan ada yang berlari mendekat ke arahnya.

“ Kriiiiissssss,..... krissss.... “

“ i love you...... Kriiiiiiiiiiss”

  kriiiiiis hiks..... hiks.... kris “

Orang- orang yang hampir semua adalah gadis-gadis remaja berteriak memanggil-manggil nama Kris. Dan juga beberapa wartawan pun ikut berdesak desakan di antara kerumunan gadis-gadis yang hampir gila berteriak-teriak dan bahkan ada yang menangis tanpa henti sambil meneriakan nama Kris berkali-kali.

Yah siapa yang tidak kenal Kris coba. Ia merupakan artis yang bisa dibilang tengah naik gunung, betapa tidak baru-baru ini ia mendapat penghargaan sebagai aktor terbaik dalam anugerah perfilman Indonesia, berkat perannya yang memukau dalam film yang kini menjadi box office di Asia dan mulai merambah pasar di Eropa. Wow.  Selain karena akting dan prestasinya, juga tidak lupa tampangnya yang mendukung, yang memang diberikan anugerah agung dari Tuhan. Sudah tidak diragukan lagi Kris memang tampan, wajahnya terukir sempurna dengan hidung mancung, mata tajam. Luar binasa. Sikapnya yang selama ini selalu ramah dan sopan kepada semua orang, tak jarang membuat orang-orang terutama para fans fanatiknya yang menyebut diri mereka KRISHOLIC meleleh dalam hitungan spersekian detik bahkan ada yang pingsan ckckckck.

Selain itu yang menjadi faktor memperkuat ketenarannya yang begitu menyilaukan adalah ia seorang Krisandrea Dhani Saputra Sobiantoro, cucu tunggal sekaligus pewaris tunggal dari Ana Young Sobiantoro pemilik perusahaan terbesar di Asia. CkCkCK... satu lagi Wow yang cettar membahaaaana halilintar badai katrina tornado.


“aaa.... uangku..... keberutungankuuuuu.......”  kata Ana setengah berteriak. Ana berlari mengejar uang itu tak peduli pada kerumunan yang ada di depannya ia terus menerobos.

“ haaaaaaaaaaaaaaa...............aaaaaaaaap ”  Ana melompat dengan semangat empat lima untuk menjangkau uang yang telah berhenti menggelinding, tergeletak di lantai.

“ kutangkap kau “ kata Ana sembari jatuh indah dan tersungkur sedang sebelah tangannya menggapai uang receh.

“ Aaaaaaaaauuu.... “ teriak Ana dengan keras

Sebuah sepatu menginjak tepat seluruh jarinya yang mungil. Setelah menyadari telah menginjak sesuatu si empunya sepatu segera mengalihkan kakinya.

Ana mengibas ngibaskan tangannya, yang terasa nyeri dan memerah karena tertindih tadi. Ia tidak memperhatikan orang yang berada di depannya. Orang-orang yang tadi berteriak-teriak seperti serigala. Tiba-tiba diam. Suasana sunyi.  Seakan ada sesuatu yang menghipnotis mereka.

“ Sorry, kau tak apa kan? “

“ enak aja.. kau bilang sooo..... “  Ana terpana ketika mendongkak dan mendapati laki-laki berlutut di hadapannya. Kontan saja ia melupakan makian yang baru saja akan terlontar dari mulut mungilnya.  Wajah laki-laki itu begitu dekat dengan wajahnya. Mungkin jika diukur hanya sekitar lima senti.

Luar biasa. Deg. Tampan sekali, apakah ia malaikat. Malaikat yang baru turun dari surga. Hah. Dia... dia kan..... Kris. Oh ya Tuhan. Sungguh keberuntungan yang sangat luar biasa.

Kris..........

Dia Kris..... ini nyata kan? Bukan mimpi kan? Aku masih hidup??? Eh (pertanyaan yang aneh)

Matanya yang tajam. aku menatapnya tak berkedip, seolah mengunci mataku agar hanya tertuju padanya. sebagai salah satu penggemarnya ini sangat sangat keajaiban yang luar binasa. Ya tuhan jantungku terasa melorot ke mata kaki.
-->>>>>>
Pikiran Ana sudah melalang buana ke antah berantah. mulutnya menganga lebar, sampai sebuah tangan kokoh menyentuh bahunya.

“ kau tak apa kan? “

“ eh?? “

Kini Ana langsung tersadar dari lamunannya.

“ kau tak apa kan? “ kata Kris untuk kesekian kalinya

“ a...ak...aku.. ti... ti.tid..tidak a... apa-apa.” Sahut Ana gagap karena gugup yang melanda begitu hebatnya berpadu dengan dentuman jantung yang berpacu liar kesana kemari. Ia kemudian mencubit lengannya untuk memastikan ini bukan mimpi.

“aa....au”  Ana meringis tertahan

“ kurasa kau tidak baik... sebaiknya kita mengobatinya dulu” kata Kris sambil memapah Ana untuk berjalan.

“ Mr. Jo aku rasa aku perlu mengobatinya dulu, kau duluan saja” kata Kris kepada Laki-laki yang tadi menenteng koper besar. Mr. Jo hanya mengangguk tanda mengerti.

“ em. Maaf teman-teman saya tidak bisa bersama kalian lama-lama karena saya rasa saya perlu mengobatinya terlebih dahulu, tolong beri kami jalan “ kata Kris Kepada para fans dan wartawan sembari tersenyum.

Para fansnya kembali berteriak-teriak lagi. Seperti anjing yang di beri umpan daging lalu ingin lagi. Para fansnya bergerak mundur dan memberi jalan, sementara para wartawan juga melakukan hal yang sama sambil mengambil beberapa foto Kris yang tengah memapah Ana. Ini mungkin akan jadi gosip hangat di setiap tayangan infotainment.

“ terimakasih ” kata kris sambil tersenyum kembali. sembari berjalan memapah Ana yang kaku dalam papahan Kris, meninggalkan kerumunan para fansnya. Membuat fan fanatiknya semakin histeris.

“ Kriii.................sssss ”

          “ Kriiii.....sssssss I LOVE YOU.....”

“ Kriiiiissssss,..... krissss.... “

“ i love you...... Kriiiiiiiiiiss”

  kriiiiiis hiks..... hiks.... kris “


Kris pov

Kudengar orang-orang tengah meneriakan namaku ketika aku baru saja keluar dari ruang tunggu, kulihat mereka mulai menghambur berlari ke arahku, sebagian besar dari mereka adalah para gadis-gadis remaja dan beberapa wartawan. Ah sudah kuduga, aku sudah setenar ini ternyata.

Aku terus berjalan, sementara Mr.Jo managerku berjalan disebelahku sambil menyeret koper. Aku sesekali melempar senyum ke arah kerumunan orang-orang itu, yang langsung mereka sambut dengan teriakan membahana. Well aku menikmatinya.

Namun  diantara teriakan histeris menyebut nyebut namaku,kudengar teriakan yang berbeda.

“aaa.... uangku..... keberutungankuuuuu.......” 

Apa?. Uang?. Aku?

Tiba -tiba suara itu mendekat ke indera pendengaranku.

“ haaaaaaaaaaaaaaa...............aaaaaaaaap ” 

“ kutangkap kau “

“ Aaaaaaaaauuu.... “

          Langkahku terhenti ketika aku merasa ada yang mengganjal dibawah sepatuku. Aku segera menoleh ke bawah. Yup. Aku menginjak seseorang. Tepatnya tangan seseorang. Dan orang itu seorang perempuan. Aish, kenapa aku harus berurusan dengan perempuan lagi sih pagi ini. Membosankan. Sudah cukup aku berurusan dengan wanita, makhluk paling menyebalkan di dunia pengecualian untuk Oma.


Gadis itu mengibas ngibaskan tangannya, yang kurasa nyeri dan terlihat  memerah karena terinjak sepatuku tadi. 

“ Sorry, kau tak apa kan? “ tanyaku sambil berjongkok

“ enak aja.. kau bilang sooo..... “  sahutnya tiba-tiba terhenti ketika memandangku dangan tatapan terkejut, kagum atau apalah. matanya yang bulat dan besar terlihat seperti akan segera terlempar keluar. aishhh aku paling tidak suka ini. mulutnya menganga lebar. dasar perempuan tidak bisa melihat lelaki yang tampan sepertiku sudah meleleh. astaga......

“ kau tak apa kan? “ tanyaku lagi

“ eh?? “ sahutnya kaget

“ kau tak apa kan? “ tanyaku untuk kesekian kalinya, orang ini benar-benar.

“ a...ak...aku.. ti... ti.tid..tidak a... apa-apa.” Sahutnya gagap

“aa....au”  ia meringis tertahan

“ kurasa kau tidak baik... sebaiknya kita mengobatinya dulu” kataku sambil memapahnya untuk berjalan.

“ Mr. Jo aku rasa aku perlu mengobatinya dulu, kau duluan saja” kataku kepada Mr. Jo, manejerku. dan dibalas anggukan olehnya 
“ em. Maaf teman-teman saya tidak bisa bersama kalian lama-lama karena saya rasa saya perlu mengobatinya terlebih dahulu, tolong beri kami jalan “ kataku kepada para fans dan wartawan sembari tersenyum.aku pun berlalu sambil memapah Ana menjauh menuju lobi.

--->>>>
Ana pov

Oh tuhan, mimpi apa aku semalam. Aku bisa ketemu sama Kris, artis paling populer,hot, seksi, tampan, menawan saat ini di seantero negeri. Selama ini aku hanya dapat melihatnya di balik layar tv kecil. Sekarang aku bertemu langsung dengannya, melihat sosoknya dari jarak sangat dekat. Oh bahkan menghirup aroma tubuhnya. Segar dan memabukkan. Aroma mint. Dan satu lagi aku disentuhnya, dirangkulnya. Tangannya yang besar dan kokoh memegang bahuku. Oh luar biasa. Jantungku tak henti-hentinya berdentum-dentum kesana kemari, dadaku terasa sesak karena terlalu bahagia atau ia merengkuhku terlalu erat atau.... apalah aku tak bisa menggambarkannya dengan kata-kata.

Aku berjalan sejajar dengan Kris, mengiringi langkahnya.

  
" kurasa kau tidak apa-apa,, aku bisa meninggalkanmu di sini kan? “


" heh? "

---->>>>

Kris menjadi dingin, auranya berubah, tidak seperti tadi dihadapan fans dan wartawan tatapannya begitu lembut, tersenyum manis, cool dan penuh pesona. Kini berbalik 720 derajat, tatapannya begitu tajam hingga mampu menembus sum-sum tulang belakang, yang membuat Ana terpaku kembali. Kejutan. Tidak ada lagi senyuman manis yang ada hanyalah senyuman angkuh, Ana merasakan aura gelap menggerayap melingkupi sekitar tubuh Kris.

Kris melepaskan Ana dengan tiba-tiba, kemudian berlalu begitu saja, sementara Ana berdiri mematung.

“ Hei. Tunggu. Seharusnya aku meminta tanda tangannya, atau berfoto dengannya. Huh kenapa aku tidak kepikiran dari tadi ya?.” Kata Ana dalam hati.

“ hah, jam berapa sekarang?” teriak Ana bertanya pada dirinya sendiri.

“ oh, ya tuhan. Aku lupa.” Gumam Ana seraya menepuk jidatnya.

Ia mengeluarkan sebuah kertas yang disana tertulis sebuah nama, itu tidak lain adalah nama anak pemilik cafe yang harus dijemputnya. Revaldo Denmian. Ia terus berjalan menelusuri bandara mencari tempat yang tepat untuk menunggu sehingga ia mudah menemukan dan mudah ditemukan Revaldo Denmian anak pemilik cafe tempat ia bekerja.



Tidak ada komentar: