At Paris, Perancis 11.00 pm
“ today is so
tired (hari yang melelahkan) “ ucap seorang laki-laki pelan
Ia sudah
berada di depan kamar hotel. Ia masih mengenakan tuxedonya. Wajahnya sudah
terlihat kusut akibat kelelahan. Matanya agak sayu karena kantuk yang telah
melandanya sejak di perjalanan pulang.
“ baiklah,
terima kasih kau sudah sangat bekerja keras hari ini, besok kita harus segera
kembali ke Korea, aku telah memesankan tiket untuk kita pada pukul tujuh pagi,
kita harus segera berangkat subuh untuk mengejar waktu, di Korea kau harus
melakukan beberapa pemotretan dan jumpa Fans lagi, untuk itu segeralah
beristirahat Kris dan tidurlah dengan nyenyak. Ok” kata sang Manejer, yang
bernama Mr. Jo panjang lebar.
“ ya..” jawab
Kris singkat. Mr. Jo kemudian pergi ke
kamarnya, sementara Kris segera masuk ke kamarnya.
Kris berjalan
sembari melonggarkan dasi kemudian melepasnya yang sudah terasa sangat mencekik
leher dan kubuka kancing bajunya sampai
kancing ketiga hingga terbuka dan memperlihatkan sedikit bagian dadanya,
lalu ia letakkan di lemari begitu pula jas yang ia kenakan tadi juga lalu
menggantung dan meletakkan ke dalam lemari , ia lalu mengambil handuk dan baju
ganti.
Setelah
seharian pemotretan dan rekaman iklan tadi sekujur tubuhku terasa sangat pegal,
leherku sudah terasa kaku, nah hanya ada satu cara untuk menanggulanginya yaitu
mandi dan berendam.
Aku berjalan
masuk ke kamar mandi, kuletakkan handuk dan pakaian ganti ke rak dekat
wastafel. Aku berdiri di depan cermin
sambil memandangi diriku disana selama sesaat. Kemudian kulepaskan bajuku
hingga yang tersisa hanya celana pendek di atas lutut, Kunyalakan air hangat di
bak mandi dan dengan segera berendam di dalamnya, asap mengepul di seluruh
kamar mandi. aku pun memejamkan kedua mataku sembari menikmati hangatnya air di
malam hari.
Lima belas
menit kemudian....
Aku telah
selesai berendam dan mandi, akupun keluar kamar mandi dengan mengenakan baju
kaos putih polos dan celana panjang berwarna abu-abu sembari handuk tergantung
di leher bekas mengeringkan rambutku. Tubuhku sekarang terasa lebih segar dan
sangat rileks dibanding saat baru datang tadi. Aku dapat merasakan otot-ototku
dan tulangku kini dapat bergerak leluasa. Aku berjalan menuju jendela, dibalik
jendela terpampang jelas suasana malam yang sangat ramai di kota Paris berhias
lampu yang berkelap-kelip berwarna-warni dimana-mana, kendaraan baik roda empat
maupun roda dua lalu lalang tiada henti dan yang paling menarik adalah, dari
sini aku dapat melihat menara Eiffel yang berdiri dengan megah dan kokohnya
dengan lampu di seluruh bagian bangunannya.
Sungguh luar biasa, meski sangat melelahkan. Sambil sesekali mengusapkan
handuk pada rambutku yang masih sedikit basah.
“ Hoaaaaaam ”
aku menguap dengan lebarnya, mataku sudah mulai berat, akupun segera beranjak
menuju tempat tidur, kemudian menghempaskan diri ke atas kasur empuk,
kutepuk-tepuk bantal lalu ku baringkan kepalaku di atasnya. Kukerjapkan mataku
beberapa kali hingga akhirnya perlahan mataku terpejam membawaku terbuai ke
alam mimpi.
At Indonesia 08.55
“ Boom...
Kring..kring... Booom Kring..Kring Booooo...”
“ Hoaaaaahm “
“ ......”
“ Boom... Kring..kring... Booom Kring..Kring Booooo..
Boooooom.”
“ Hah... GAWATTTZZZZ... matti aku, jam berapa ini ”
Ia mengambil jam weker
yang sejak tadi tak pernah lelah berkoar-koar di samping telinganya. Ia
segera bangkit dari tempat tidur dan segera menyambar handuk dan masuk ke kamar
mandi.
“ aaa... taksiiiii ” teriak ana seraya melambai cepat ke
arah taksi yang hampir mendekat.
“ huh... hah... huh... hah “
“ anda mau kemana nona? “ tanya supir ramah
“ hah... huh...hah... heuuumm kita ke bandara pak “ sahut
ana erputus-putus karena masih ngos-ngosan sehabis berlari maraton.
“ hah sudah jam 9, ya tuhan.... jadwalnya jam sembilan sudah
tiba... aduh kegimana ini?? “ kata ana ricuh sendiri. Sementara supir taksi
hanya tersenyum memperhatikan ana dari spion mobilnya.
“ pak.. bisa tolong cepat pak. Ini menyangkut hidup dan
mati saya pak... tolong pak “
“dalam waktu 15 menit kita... harus sampai ke bandara.
Bisa pak “
“ iya.. iya non ” sang supir langsung menginjak pedal gas
dengan kencangnya mobil melaju.
Limabelas
menit kemudian......
“ terimakasih
pak ” ucap Ana sambil tersenyum lega dan memberikan ongkos taksi kepada supir
“ sama-sama
non “ sahut supir juga membalas senyum lalu kemudian melaju meninggalkan Ana.
Ana segera
berbalik berjalan ke dalam bandara.
“ semoga aku
masih sempat “ ucap Ana dalam hati seraya memandangi jam tangan kuno mungil
yang bertengger di pergelangannya. Matanya melotot dan menyipit bergerak ke
kiri ke kanan, ke atas dan ke bawah.
Ting...ting...ting
Sebuah benda
bulat berwarna perak menggelinding tepat di depan kakinya. Dengan gerakan
refleks Ana langsung mengejar benda itu dengan setengah berlari.
“ tunggu,,,,
keberuntunganku.... aku datang...” ucapnya bersemangat.
Benda itu pun
akhirnya berhenti tergeletak begitu saja.
“hap....
dapat “ ucap Ana ceria tak ketinggalan senyum sumringahnya tersunging di bibir
mungilnya.
“ syukurlah
aku mendapatkanmu, ternyata hari ini hari keberuntunganku. Awal yang sangat
baik “
Ana mengambil
benda itu. Benda itu adalah uang receh senilai lima ratus perak, yang mungkin
bagi orang-orang lain adalah nilai yang tak berarti, namun, bagi Ana nilai itu
sangat berharga. Ia adalah orang yang sangat menghargai dan menghormati namanya
uang, baginya uang adalah bagian dirinya. Sebagian besar hidupnya ia habiskan
untuk mencari uang. Jika ditanya apa yang ia suka maka ia akan menjawab uang jika ditanya apa yang ia butuhkan
maka jawabannya uang dan jika ditanya
apa yang dibutuhkannya ya tentu saja itu adalah uang. Setelah mendapat uang receh itu anak kembali berdiri dan
berjalan sambil memandangi uang itu. Karena hanya terfokus pada uang receh itu
ia tak lagi mengindahkan jalan di depannya, hingga tanpa sadar ia menyenggol
orang yang lalu lalang di bandara. Uang
itu tak sengaja lepas dan jatuh dari tangannya.
Seorang
laki-laki berjalan begitu tegap, ia mengenakan kemeja putih, dengan lengan
kemeja digulung hingga siku, rambutnya pirang keemasan dengan model jambul menjulang
tinggi pakaiannya begitu rapi, auranya tenang dan menebar kharisma yang kuat. disebelahnya
laki-laki paruh baya berjalan sambil menyeret sebuah koper berukuran besar Sedang
di depannya setelah menyadari kehadirannya, yang tadinya orang – orang
berkerumun, mulai berjalan dan ada yang berlari mendekat ke arahnya.
“
Kriiiiissssss,..... krissss.... “
“ i love
you...... Kriiiiiiiiiiss”
“ kriiiiiis hiks..... hiks.... kris “
Orang- orang
yang hampir semua adalah gadis-gadis remaja berteriak memanggil-manggil nama
Kris. Dan juga beberapa wartawan pun ikut berdesak desakan di antara kerumunan
gadis-gadis yang hampir gila berteriak-teriak dan bahkan ada yang menangis
tanpa henti sambil meneriakan nama Kris berkali-kali.
Yah siapa
yang tidak kenal Kris coba. Ia merupakan artis yang bisa dibilang tengah naik
gunung, betapa tidak baru-baru ini ia mendapat penghargaan sebagai aktor
terbaik dalam anugerah perfilman Indonesia, berkat perannya yang memukau dalam
film yang kini menjadi box office di Asia dan mulai merambah pasar di Eropa.
Wow. Selain karena akting dan
prestasinya, juga tidak lupa tampangnya yang mendukung, yang memang diberikan
anugerah agung dari Tuhan. Sudah tidak diragukan lagi Kris memang tampan,
wajahnya terukir sempurna dengan hidung mancung, mata tajam. Luar binasa.
Sikapnya yang selama ini selalu ramah dan sopan kepada semua orang, tak jarang
membuat orang-orang terutama para fans fanatiknya yang menyebut diri mereka KRISHOLIC
meleleh dalam hitungan spersekian detik bahkan ada yang pingsan
ckckckck.
Selain itu
yang menjadi faktor memperkuat ketenarannya yang begitu menyilaukan adalah ia
seorang Krisandrea Dhani Saputra Sobiantoro, cucu tunggal
sekaligus pewaris tunggal dari Ana Young Sobiantoro pemilik perusahaan terbesar
di Asia. CkCkCK... satu lagi Wow yang cettar membahaaaana halilintar badai katrina tornado.
“aaa....
uangku..... keberutungankuuuuu.......”
kata Ana setengah berteriak. Ana berlari mengejar uang itu tak peduli
pada kerumunan yang ada di depannya ia terus menerobos.
“
haaaaaaaaaaaaaaa...............aaaaaaaaap ”
Ana melompat dengan semangat empat lima untuk menjangkau uang yang telah
berhenti menggelinding, tergeletak di lantai.
“ kutangkap
kau “ kata Ana sembari jatuh indah dan tersungkur sedang sebelah tangannya
menggapai uang receh.
“
Aaaaaaaaauuu.... “ teriak Ana dengan keras
Sebuah sepatu
menginjak tepat seluruh jarinya yang mungil. Setelah menyadari telah menginjak
sesuatu si empunya sepatu segera mengalihkan kakinya.
Ana mengibas
ngibaskan tangannya, yang terasa nyeri dan memerah karena tertindih tadi. Ia
tidak memperhatikan orang yang berada di depannya. Orang-orang yang tadi
berteriak-teriak seperti serigala. Tiba-tiba diam. Suasana sunyi. Seakan ada sesuatu yang menghipnotis mereka.
“ Sorry, kau
tak apa kan? “
“ enak aja..
kau bilang sooo..... “ Ana terpana
ketika mendongkak dan mendapati laki-laki berlutut di hadapannya. Kontan saja
ia melupakan makian yang baru saja akan terlontar dari mulut mungilnya. Wajah laki-laki itu begitu dekat dengan
wajahnya. Mungkin jika diukur hanya sekitar lima senti.
Luar biasa.
Deg. Tampan sekali, apakah ia malaikat. Malaikat yang baru turun dari surga.
Hah. Dia... dia kan..... Kris. Oh ya Tuhan. Sungguh keberuntungan yang sangat
luar biasa.
Kris..........
Dia Kris.....
ini nyata kan? Bukan mimpi kan? Aku masih hidup??? Eh (pertanyaan yang aneh)
Matanya
yang
tajam. aku menatapnya tak berkedip, seolah mengunci mataku agar hanya
tertuju padanya. sebagai salah satu penggemarnya ini sangat sangat
keajaiban yang luar binasa. Ya tuhan jantungku terasa melorot ke mata
kaki.
-->>>>>>
Pikiran Ana
sudah melalang buana ke antah berantah. mulutnya menganga lebar, sampai sebuah tangan kokoh menyentuh
bahunya.
“ kau tak apa
kan? “
“ eh?? “
Kini Ana
langsung tersadar dari lamunannya.
“ kau tak apa
kan? “ kata Kris untuk kesekian kalinya
“
a...ak...aku.. ti... ti.tid..tidak a... apa-apa.” Sahut Ana gagap karena gugup
yang melanda begitu hebatnya berpadu dengan dentuman jantung yang berpacu liar
kesana kemari. Ia kemudian mencubit lengannya untuk memastikan ini bukan mimpi.
“aa....au” Ana meringis tertahan
“ kurasa kau
tidak baik... sebaiknya kita mengobatinya dulu” kata Kris sambil memapah Ana
untuk berjalan.
“ Mr. Jo aku
rasa aku perlu mengobatinya dulu, kau duluan saja” kata Kris kepada Laki-laki
yang tadi menenteng koper besar. Mr. Jo hanya mengangguk tanda mengerti.
“ em. Maaf
teman-teman saya tidak bisa bersama kalian lama-lama karena saya rasa saya perlu
mengobatinya terlebih dahulu, tolong beri kami jalan “ kata Kris Kepada para
fans dan wartawan sembari tersenyum.
Para fansnya
kembali berteriak-teriak lagi. Seperti anjing yang di beri umpan daging lalu
ingin lagi. Para fansnya bergerak mundur dan memberi jalan, sementara para
wartawan juga melakukan hal yang sama sambil mengambil beberapa foto Kris yang
tengah memapah Ana. Ini mungkin akan jadi gosip hangat di setiap tayangan
infotainment.
“
terimakasih
” kata kris sambil tersenyum kembali. sembari berjalan memapah Ana yang
kaku dalam papahan Kris, meninggalkan kerumunan para fansnya. Membuat
fan fanatiknya semakin histeris.
“
Kriii.................sssss ”
“
Kriiii.....sssssss I LOVE YOU.....”
“ Kriiiiissssss,..... krissss.... “
“ i love
you...... Kriiiiiiiiiiss”
“ kriiiiiis hiks..... hiks.... kris “
Kris pov
Kudengar
orang-orang tengah meneriakan namaku ketika aku baru saja keluar dari ruang
tunggu, kulihat mereka mulai menghambur berlari ke arahku, sebagian besar dari
mereka adalah para gadis-gadis remaja dan beberapa wartawan. Ah sudah kuduga,
aku sudah setenar ini ternyata.
Aku terus
berjalan, sementara Mr.Jo managerku berjalan disebelahku sambil menyeret koper.
Aku sesekali melempar senyum ke arah kerumunan orang-orang itu, yang langsung
mereka sambut dengan teriakan membahana. Well aku menikmatinya.
Namun diantara teriakan histeris menyebut nyebut
namaku,kudengar teriakan yang berbeda.
“aaa....
uangku..... keberutungankuuuuu.......”
Apa?. Uang?.
Aku?
Tiba -tiba
suara itu mendekat ke indera pendengaranku.
“
haaaaaaaaaaaaaaa...............aaaaaaaaap ”
“ kutangkap
kau “
“
Aaaaaaaaauuu.... “
Langkahku
terhenti ketika aku merasa ada yang mengganjal dibawah sepatuku. Aku
segera
menoleh ke bawah. Yup. Aku menginjak seseorang. Tepatnya tangan
seseorang. Dan
orang itu seorang perempuan. Aish, kenapa aku harus berurusan dengan
perempuan
lagi sih pagi ini. Membosankan. Sudah cukup aku berurusan dengan wanita,
makhluk paling menyebalkan di dunia pengecualian untuk Oma.
Gadis itu mengibas
ngibaskan tangannya, yang kurasa nyeri dan terlihat memerah karena terinjak sepatuku tadi.
“ Sorry, kau
tak apa kan? “ tanyaku sambil berjongkok
“ enak aja..
kau bilang sooo..... “
sahutnya tiba-tiba terhenti ketika memandangku dangan tatapan terkejut,
kagum atau apalah. matanya yang bulat dan besar terlihat seperti akan
segera terlempar keluar. aishhh aku paling tidak suka ini. mulutnya
menganga lebar. dasar perempuan tidak bisa melihat lelaki yang tampan
sepertiku sudah meleleh. astaga......
“ kau tak apa
kan? “ tanyaku lagi
“ eh?? “ sahutnya kaget
“ kau tak apa
kan? “ tanyaku untuk kesekian kalinya, orang ini benar-benar.
“
a...ak...aku.. ti... ti.tid..tidak a... apa-apa.” Sahutnya gagap
“aa....au” ia meringis tertahan
“ kurasa kau
tidak baik... sebaiknya kita mengobatinya dulu” kataku sambil memapahnya
untuk berjalan.
“ Mr. Jo aku
rasa aku perlu mengobatinya dulu, kau duluan saja” kataku kepada Mr. Jo, manejerku. dan dibalas anggukan olehnya
“ em. Maaf
teman-teman saya tidak bisa bersama kalian lama-lama karena saya rasa saya perlu
mengobatinya terlebih dahulu, tolong beri kami jalan “ kataku kepada para
fans dan wartawan sembari tersenyum.aku pun berlalu sambil memapah Ana menjauh menuju lobi.
--->>>>
Ana pov
Oh tuhan,
mimpi apa aku semalam. Aku bisa ketemu sama Kris, artis paling populer,hot,
seksi, tampan, menawan saat ini di seantero negeri. Selama ini aku hanya dapat
melihatnya di balik layar tv kecil. Sekarang aku bertemu langsung dengannya,
melihat sosoknya dari jarak sangat dekat. Oh bahkan menghirup aroma tubuhnya.
Segar dan memabukkan. Aroma mint. Dan satu lagi aku disentuhnya, dirangkulnya.
Tangannya yang besar dan kokoh memegang bahuku. Oh luar biasa. Jantungku tak
henti-hentinya berdentum-dentum kesana kemari, dadaku terasa sesak karena
terlalu bahagia atau ia merengkuhku terlalu erat atau.... apalah aku tak bisa
menggambarkannya dengan kata-kata.
Aku berjalan
sejajar dengan Kris, mengiringi langkahnya.
" kurasa kau tidak apa-apa,, aku bisa meninggalkanmu di sini kan? “
" heh? "
---->>>>
Kris menjadi
dingin, auranya berubah, tidak seperti tadi dihadapan fans dan wartawan
tatapannya begitu lembut, tersenyum manis, cool dan penuh pesona. Kini berbalik
720 derajat, tatapannya begitu tajam hingga mampu menembus sum-sum tulang
belakang, yang membuat Ana terpaku kembali. Kejutan. Tidak ada lagi senyuman
manis yang ada hanyalah senyuman angkuh, Ana merasakan aura gelap menggerayap
melingkupi sekitar tubuh Kris.
Kris
melepaskan Ana dengan tiba-tiba, kemudian berlalu begitu saja, sementara Ana
berdiri mematung.
“ Hei.
Tunggu. Seharusnya aku meminta tanda tangannya, atau berfoto dengannya. Huh
kenapa aku tidak kepikiran dari tadi ya?.” Kata Ana dalam hati.
“ hah, jam
berapa sekarang?” teriak Ana bertanya pada dirinya sendiri.
“ oh, ya
tuhan. Aku lupa.” Gumam Ana seraya menepuk jidatnya.
Ia
mengeluarkan sebuah kertas yang disana tertulis sebuah nama, itu tidak lain
adalah nama anak pemilik cafe yang harus dijemputnya. Revaldo Denmian. Ia terus
berjalan menelusuri bandara mencari tempat yang tepat untuk menunggu sehingga
ia mudah menemukan dan mudah ditemukan Revaldo Denmian anak pemilik cafe tempat
ia bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar