DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG………………………………………………
B.
RUMUSAN
MASALAH……………………………………………
C.
TUJUAN
PENELITIAN……………………………………………
D.
BATASAN MASALAH……………………………………………
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA…………………………………………...
BAB III METODE PENELITIAN
A.
RANCANGAN
PENELITIAN……………………………………
B.
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA………………………………
C.
TEKNIK ANALISIS
DATA………………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN
TABEL HASIL
PENELITIAN…………………………………
BAB V PEMBAHASAN………………………………………………
BAB VI PENUTUP
A.
KESIMPULAN……………………………………………………
B.
SARAN……………………………………………………………
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Semua makhluk hidup
baik manusia,hewan, dan tumbuhan mengalami proses tumbuh dan berkembang.. Pertumbuhan adalah suatu proses
pertambahan jumlah dan atau ukuran sel dan tidak dapat kembali ke bentuk semula
(irreversible). Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan/
pematangan. Perkembangan tidak dapat diukur, tetapi hanya dapat diamati. Kedua
proses tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam siklus
kehidupan Makhluk Hidup, yang mana berjalan
dengan selaras dan simultan.
Misalnya
saja pada tanaman kacang hijau. Jika kita perhatikan,
biji kacang hijau sekecil itu jika disimpan pada tempat yang lembab dan basah,
biji tersebut dapat tumbuh menjadi kecambah. Mula-mula kita akan melihat
pertumbuhan bakal akar yang tumbuh ke arah bawah biji. Lama-kelamaan, bakal
akar tersebut terus memanjang bahkan mampu mengangkat biji dari permukaan
tanah. Perkembangan selanjutnya ditandai
oleh membukanya kulit biji dan kedua keping biji yang terbentuk seperti daun.
Jika kita amati lebih lama, pertumbuhan
yang terjadi pada biji tersebut akan terus terjadi seperti bertambahnya tinggi
tanaman dan terbentuknya helaian daun baru. Sungguh besar kekuasaan Tuhan Yang
Maha Esa, biji sekecil itu dapat tumbuh menjadi tumbuhan utuh. Perubahan yang
terjadi pada tumbuhan tersebut menandakan bahwa tumbuhan mengalami pertumbuhan
dan perkembangan.
Dalam siklus hidupnya, tanaman mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang dipengaruhi oleh beberapa factor baik internal maupun
eksternal. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah
cahaya.
Cahaya matahari adalah sumber energi
utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi manusia , hewan dan
tumbuhan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan
khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses
fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan
makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu
proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada
jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung
akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih
cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak
hijau biasanya berwarna kekuningan ). Semua ini terjadi dikarenakan tidak
adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel –
sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan
tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun
berkembang, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah
lebih kokoh.
Oleh sebab itu karena rasa keingintahuan besar kami memilih
permasalahan ini sebagai poin penting dalam kegiatan praktikum dan pembuatan proposal
ini. Kami ingin membuktikan dengan melakukan praktikum dan melihat sendiri bahwa
teori yang sudah ada itu benar.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah
pengaruh cahaya terhadap tumbuhan ?
2. Bagaimanakah
keadaan grafik pertumbuhan di tempat gelap dibandingkan dengan di tempat yang
terang ?
C. TUJUAN
PENELITIAN
1. Untuk
mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang
hijau.
2. Untuk
mengetahui kecepatan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau di tempat
yang gelap dan terang
3. BATASAN
MASALAH
Pada
penelitian kali ini, kami hanya meneliti tentang sejauh mana pengaruh cahaya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan
biji kacang hijau.
4. MANFAAT
PENELITIAN
1. Bagi siswa
·
Dapat mengembangkan sifat ilmiah siswa.
·
Menambah pengetahuan dan pengalaman siswa dalam materi
pertumbuhan dan perkembangan.
2. Bagi Pembaca
·
Dapat menambah wawasan khususnya tentang materi Pertumbuhan
dan Perkembangan
3. Bagi Sekolah/lembaga
·
Dapat menambah khasanah kepustakaan dan dapat dijadikan
bahan kajian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
KLASIFIKASI KACANG HIJAU
KACANG HIJAU
Phaseolus radiatus L.
Nama umum
Indonesia:
|
Kacang hijau
|
Pilipina:
|
Balatong
|
Cina:
|
chi xiao dou
|
Kacang Hijau
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Phaseolus
Spesies: Phaseolus radiatus L.
Kerabat Dekat
Kacang Ruji, Kacang Emas, Buncis
Kacang hijau
adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah
tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan
berprotein nabati tinggi. Bagian paling bernilai ekonomi adalah biji dan
kecambahnya.
Di dalam kacang
hijau terdapat berbagai kandungan, antara lain :
1. protein (memperkuat daya tahan tubuh).
2. kalsium dan fosfor (memperkuat tulang).
3. vitamin B1 (membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energi).
4. vitamin B2 (membantu penyerapan protein dalam tubuh).
5. vitamin E (membantu meningkatkan kesuburan).
6. zat besi (membantu pembentukan sel darah merah.
7. magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak.
8. terdapat antioksidan yang berguna bagi tubuh.
1. protein (memperkuat daya tahan tubuh).
2. kalsium dan fosfor (memperkuat tulang).
3. vitamin B1 (membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energi).
4. vitamin B2 (membantu penyerapan protein dalam tubuh).
5. vitamin E (membantu meningkatkan kesuburan).
6. zat besi (membantu pembentukan sel darah merah.
7. magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak.
8. terdapat antioksidan yang berguna bagi tubuh.
B. PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
Pertumbuhan adalah pertambahan
jumlah sel pada suatu organism yang diikuti dengan peningkatan ukuran volume,
tinggi, atau berat pada makhluk hidup. Proses pertumbuhan bersifat irreversible
atau tidak dapat kembali pada keadaan semula. Pertumbuhan pada tumbuhan dapat
diukur dengan auksanometer.
Contoh
proses pertumbuhan pada tumbuhan adalah:
a)
Penambahan tinggi tanaman
b)
Penambahan diameter batang
c)
Penambahan jumlah daun
d)
Penambahan luas akar
Terdapat dua macam pertumbuhan pada tumbuhan yaitu
pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer merupakan
pertumbuhan sebagai hasil pembelahan sel-sel pada jaringan meristem primer.
Sebaliknya, pertumbuhan sekunder merupakan hasil aktifitas jaringan meristem
sekunder berupa cambium dan cambium gabus.
A.
Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer pada tumbuhan
hanya terjadi pada bagian tertentu saja, yaitu pada bagian yang aktif membelah
dan tumbuh saja, karena tidak semua sel pada tumbuhan selalu mengalami
pembelahan. Bagian tersebut disebut jaringan meristem. Pada jaringan meristem
terdapat bagian titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang.
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel jaringan meristem
primer dan berlangsung pada embrio,bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti
akar dan batang.
•
Tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
•
Akar embrionik yaitu calon akar
•
Kotiledon yaitu cadangan makanan
Pertumbuhan
terdapat tiga daerah berdasarkan aktifitasnya yaitu:
o
Daerah pembelahan
Sel-sel daerah ini aktif membelah(meristematik)
o
Daerah pemanjangan
berada dibelakang daerah pembelahan
o
Dearah diferensiasi
Sel sel mengalami diferensiasimembentuk akar yang sebenarnya serta daun muda
dan tunas lateral yang akan menjadi cabang.
B. Pertumbuhan sekunder
Merupakan aktivitas sel sel meristem sekunder yaitu cambium dan cambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae, dan menyebabkan
membesarnya ukuran ( diameter) bagian batang tumbuhan.
Perkembangan adalah
adalah proses untuk mencapai kematangan fungsi organisme. Perkembangan
merupakan perubahan dalam bentuk dan kompleksitas yang terjadi selama
pertumbuhan. Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan pada makhluk
hidup. Proses ini bersifat kualitatif artinya tidak dapat dinyatakan dengan
bilangan melainkan terjadi perubahan fungsional organism menjadi lebih sempurna.
Suatu makhluk hidup dikatakan sudah dewasa apabila alat perkembangannya secara
seksual telah berfungsi, misalnya tumbuhan dikatakan sudah dewasa apabila telah
mampu berbunga,
Contoh
proses perkembangan yaitu :
a)
Pembungaan
b)
Perkecambahan
c) Penuaan
d)
Pematangan buah
Perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan adalah :
Pertumbuhan
1. Bertambahnya ukuran
2. Bersifat kuantitatif
3. Irreversible
4. Dapat diukur dengan alat : auksanometer
Perkembangan
1. Suatu proses menuju kedewasaan
2. Bersifat kualitatif
3. Reversible
4. Tidak dapat diukur
Pertumbuhan dan perkembangan sering juga
disebut morfogenesis. Pertumbuhan diikuti dengan perkembangan yang merupakan
proses yang saling terkait dan berjalan secara simultan. Pertumbuhan dan
perkembangan suatu organism tingkat tinggi, misalnya tumbuhan berbiji,
merupakan peristiwa yang sangat kompleks. Dari yang awalnya masih berbentuk dan
keadaan yang sederhana misalnya bakal biji dan bakal buah. Selanjutnya, terjadi perubahan morfologi dan
fisiologi melalui proses perkecambahan, lalu terus mengalami pertumbuhan sampai
akhirnya menjadi tumbuhan dewasa yakni yang dapat menghasilkan biji kembali
sebagai bakal tumbuhan baru.
Ambil contoh tumbuhan
angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Tumbuhan ini mengalami pembuahan
ganda. Pembuahan ganda menghasilkan zigot dan endosperm. Setelah terjadi
pembuahan ganda, bakal biji akan berkembang menjadi biji dan bakal buah akan
berkembang menjadi buah yang melindungi biji.
PERKEMBANGAN
BAKAL BIJI
Bakal biji akan tumbuh
dan berkembang menjadi biji. Di dalam bakal biji terdapat zigot dan endosperm.
Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio.
Perkembangan
endosperm
Endosperm tumbuh dan
berkembang lebih dahulu dibandingkan pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Endosperm kaya akan cadangan makanan. Cadangan makanan tersebut digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada sebagian besar tumbuhan monokotil,
endosperm berisi cadangan makanan yang dapat digunakan sampai terjadinya
perkecambahan. Sedangkan pada beberapa tumbuhan dikotil, cadangan makanan
diberikan kepada kotiledon atau daun biji sebelum biji tersebut tumbuh dan
berkembang lebih lanjut.
Perkembangan
embrio
Pertumbuhan dan
perkembangan embrio diawali dengan pembelahan zigot secara mitosis yang
menghasilkan sel basal dan sel terminal. Sel basal berkembang menjadi
suspensor. Suspensor befungsi sebagai penghubung antara embrio dan kulit bakal
biji, serta mengalirkan nutrient dari tumbuhan induk atau dari endosperm. Sel
terminal berkembang menjadi proembrio yang melekat pada suspensor. Kotiledon
mulai berkembang membentuk tonjolan pada proembrio yang diikuti oleh
perkembangan embrio. Selanjutnya embrio berkembang membentuk ujung batang dan
ujung akar.
Selama pematangan biji,
biji mengalami pengurangan kandungan air hingga hanya 5%-15% dari berat
keseluruhan biji. Embrio berhenti berkembang hingga biji mengalami
perkecambahan. Biji yang telah matang mengandung embrio yang dikelilingi
kotiledon, endosperm atau keduanya. Biji dilindungi oleh kulit biji.
Pada tumbuhan monokotil
memiliki satu kotiledon yang disebut skutelum. Skutelum sangat tipis dan
letaknya tertekan oleh endosperm. Skutelum menyerap nutrient dari endosperm
selama proses perkecambahan. Embrio pada monokotil dikelilingi oleh koleoriza
yang melindungi calon akar dan koleoptil yang melindungi calon batang.
Sedangkan pada tumbuhan dikotil memiliki dua kotiledon. Saat perkembangan
embrio tumbuhan dikotil, akan terbentuk epikotil yang terletak di atas
kotiledon dan hipokotil yang terletak di bawah kotiledon. Di ujung epikotil
terdapat ujung batang dan sepasang calon daun yang disebut plumula.
PERKEMBANGAN
BAKAL BUAH
Buah terjadi setelah
terjadi penyerbukan. Penyerbukan ini kemuadian merangsang hormone yang
menyebabkan bakal buah berkembang. Dinding bakal buah lalu berkembang menjadi
perikarp yaitu dinding buah yang paling tebal. Bersamaan dengan itu, bagian
bagian bunga yang lain gugur. Jika pada suatu bunga tidak mengalami
penyerbukan, maka buah akan berkembang dan semua bagian bunga gugur dari
tangkainya.
PERKECAMBAHAN
Perkecambahan
adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan
berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini
memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang
cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil
dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula. Pada
tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula,
koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri
atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.
Berdasarkan
letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal
dan hipogeal.
a. Pada perkecambahan epigeal,
kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil
yang memanjang ke atas.
b. Pada perkecambahan hipogeal,
kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah
disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.
Kacang
hijau adalah salah satu contoh tanaman yang memiliki tipe perkecambahan
epigeal, karena kotiledonnya terangkat ke atas.
C. FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tumbuhan. Faktor dalam
adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor
genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis
enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik
tumbuhan yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan.
Faktor luar tumbuhan yang sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu factor lingkungan
berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan.
FAKTOR INTERNAL
a. Gen
Gen merupakan dasar faktor internal yang
paling tidak bisa ditawar karena setiap mahluk hidup tentu saja memiliki
gen yang berbeda satu sama lain. Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi
organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA menyandi protein,
polipeptida atau seuntaian DNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang
memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu
pada genom yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan
fungsi sebagai regulator (pengendali), sasaran transkripsi,
atau peran-peran fungsional lainnya. Tentu
saja dalam DNA ini telah disandi sebagaimana rupa yang menentukan bentuk dan
pewarisan sifat dari induknya. Jadi kalau yang mengontrol seluruh pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan ini.
b. Hormon
Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua
organisme multiselular, termasuk tumbuhan memproduksi hormon. Dalam pertumbuhan
ini peran hormon ini sangatlah penting. berikut adalah daftar hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. berikut adalah beberapa
hormon yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
1. Auksin
1. Auksin
Jenis
Hormon
|
Fungsi
|
Tempat
Diproduksi
|
Auksin
|
Mendorong
perpanjangan batang, pertumbuhan akar, differensiasi sel dan percabangan,
pertumbuahan buah, dominasi epikal, fototropisme, geotropisme.
|
Dihasilkan
pada embrio dalam biji, meristem batang dan daun daun muda.
|
Ada beberapa jenis auksin, antara lain adalah auksin A dan auksin B. Sebenarnya auksin A itu serupa dengan auksin B hanya berbeda pada kandungan airnya. Auksin A memeliki kandungan air yang lebih banyak yaitu sekitar 1 mol air leih banyak dari pada auksin B. Selain itu, ada zat yang disebut dengan heteroauksin yang kemudian di ketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Semakin jauh dari ujung tumbuhan konsentrasi auksin ini akan semakin menyusut.
2. Giberelin
Jenis
Hormon
|
Fungsi
|
Tempat
Diproduksi
|
Giberelin
|
Mendorong
pertumbuhan tinggi tanaman, mempengaruhi perpanjangan sel dan pembelahan
sel.s erta pertumbuhan pada akar daun dan bunga serta buah.
|
Di
produksi oleh meristem batang, meristem akar, daun muda dan embrio.
|
Giberelin di temukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926. Giberilin merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis jamur yang hidup sebagai parasit pada padi di Jepang, yaitu jamur Gibberella fujikkuroi. Tanaman padi yang terserang oleh jamur tersebut mengalami pertumbuhan yang abnormal.
3. Asam traumalin
Jenis
Hormon
|
Fungsi
|
Tempat
Diproduksi
|
Asam
Traumalin
|
Mampu
memperbaiki kerusakan atau regenerasi sel pada luka yang terjadi pada tubuh
tumbuhan baik pada daun, batang ataupun akar.
|
Pertama kali dipelajari oleh Haberland. Pada percobaan yang dia lakukan, jaringan tanaman dilukai kemudian di cuci bersih, ternyata bekas bidang luka tidak membentuk jaringan baru. Pada jaringan luka tersebut yang dibiarkan akan terbentuk jaringa baru di dekat luka tersebut.
4. Kalin
Jenis
Hormon
|
Fungsi
|
Tempat
Diproduksi
|
Kalin
|
Hormon
yang mempengaruhi pembentukan organ pada tumbuhan
|
Hormon kalin dibedakan menjadi 4 macam:
a. Rizokalin yaitu hormon yang merangsang pembentukan akar, identik dengan vitamin B.
b. Kaulokalin yaitu hormon yang merangsang pertumbuhan batang.
c. Filokalin yaitu hormon yang merangsang pembentukan daun.
d. Antokalin yaitu hormon yang merangsang pertumbuhan pada bunga.
5. Asam Absisat
Jenis
Hormon
|
Fungsi
|
Tempat
Diproduksi
|
Asam
Absisat
|
Menghambat
pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan air, menunda pertumbuhan.
|
Disintesis
pada daun, buah, batang dan biji.
|
Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat (inhibitor) pertumbuhan merupakanlawan dari giberelin dan auksin. Hormon ini memaksa dormansi, mencegah biji dariperkecambahan dan menyebabkan rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alamitingginya konsentrasi asam abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkunganmisalnya kekeringan. Hormon ini dibentuk pada daun-daun dewasa.
6.Gas
Etilen
Jenis
Hormon
|
Fungsi
|
Tempat
Diproduksi
|
Gas
Etilen
|
Mendorng
pemasakan buah dan menyebabkan penebalan pada batang.
|
Diproduksi
oleh jaringan buah masak, diruas batang dan jaringan tua.
|
Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen.
Etilendisintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih
cepat. Selainetilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik,
yaitu etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di gunakan
para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah. Oleh karena itu buah yang
tua sering diletakkan ditempat tertutup (diperam) agar cepat masak.
Etilen merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawaini
memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan merangsang
penuaan.Tanaman sering meningkatkan produksi etilen sebagai respon terhadap
stress dansebelum mati. Konsentrasi etilen fluktuasi terhadap musim untuk
mengatur kapanwaktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.Selain memacu
pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkanbatang, mendorong
gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.Selain itu, etilen menunda
pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasiakar, dan menghambat
pemanjangan batang kecambah.
7. Sitokinin
Sitokinin adalah
hormone yang berperan dalam pembelahan sel atau yang disebut sitokinesis.
Fungsi sitokinin yaitu :
-
Merangsang pembentukan
akar dan batang serta pembentukan cabang akar dengan menghambat dominasi
apical.
-
Mengatur pertumbuhan
daun dan pucuk.
-
Memperbesar daun muda.
-
Mengatur pembentukan
bunga dan buah.
-
Menghambat proses
transportasi garam-garam mineral dan asam amino ke daun.
FAKTOR EKSTERNAL
1. Temperatur
(suhu)
Setiap proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan selalu dipengaruhi oleh temperature atau suhu
lingkungannya. Temperature akan mempengaruhi proses fotosintesis, respirasi,
dan transpirasi pada tumbuhan. Temperature yang tinggi akan mempengaruhi
kandungan air pada jaringan tumbuhan sehingga tumbuhan akan meningkatkan proses
transpirasi atau penguapan air yang biasanya terjadi pada daun. Selain itu
temperature juga mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang bekerja
pada proses metabolism.
Agar pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan optimal, maka diperlukan adanya suhu ideal yang disebut temperatur
optimum. Di Indonesia pada daerah tropis temperature optimum tumbuhan berkisar
antara 22o - 37o C, di daerah dingin atau
kutub temperatur optimumnya akan lebih rendah daripada daerah tropis dan
sebaliknya di daerah panas seperti hutan pasir akan lebih tinggi dari daerah
tropis.
2. Cahaya
Matahari
Cahaya matahari mempunyai pengaruh terhadap perkecambahan tumbuhan.
Tetapi banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap tumbuhan itu
berbeda-beda. Beberapa peneliti telah memperlihatkan bahwa biji yang peka
terhadap cahaya tidak akan berkecambah dibawah kanopi daun. Cahaya sendiri
memiliki suatu intensitas, kerapatan pengaliran atau intensitas menunjukkan
pengaruh primernya terhadap fotosintesis dan pengaruh sekundernya pada
morfogenetika pada intensitas rendah, tetapi sebagian memerlukan energi yang
lebih besar.
Adanya penyinaran sinar matahari akan menimbulkan cahaya yang
dibutuhkan untuk :
• Pembentukan zat warna hijau (chlorophyll)
• Pertumbuhan tanaman dan kwalitas produksi. Tanaman yang kurang cahaya matahari pertumbuhannya lemah, pucat dan memanjang.
• Pembentukan zat warna hijau (chlorophyll)
• Pertumbuhan tanaman dan kwalitas produksi. Tanaman yang kurang cahaya matahari pertumbuhannya lemah, pucat dan memanjang.
Ketersediaan cahaya bagi pertumbuhan tanaman sangat bermanfaat dalam
proses :
-
Perkecambahan
-
Perpanjangan batang
-
Membukanya hipokotil
-
Perluasan daun
-
Dormansi tunas
-
Sintesis klorofil
-
Gerakan batang
-
Gerakan daun
-
Pembukaan bunga
Apabila ditanam di tempat gelap, maka tanaman kecambah akan tumbuh
lebih panjang daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh
fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai
pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem
ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena
cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap,
hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang.
Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap,
tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan
lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta
kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut
etiolasi.
Jika ditanam di tempat terang, maka kecambah akan tumbuh lebih
pendek daripada yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena
pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di
atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi
tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek,
tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk,
daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
Setiap tumbuhan mempunyai respon yang
berbeda-beda terhadap periode penyinaran cahaya matahari, yang disebut fotoperiodisme.
Di daerah yang beriklim sedang akan mengalami empat musim sehingga
tumbuh-tumbuhan akan mengalami penyinaran yang bervariasi setiap musim.
Berdasarkan respon tumbuhan terhadap
periode penyinaran inilah, tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi: tumbuhan
berhari pendek, tumbuhan berhari netral, dan tumbuhan berhari panjang
a. Tumbuhan berhari pendek
Tumbuhan berhari pendek merupakan
tumbuhan yang dapat berbunga ketika periode gelap lebih panjang dari pada
pencahayaan. Misalnya bunga dahlia, aster, strawberi, krisan.
b. Tumbuhan berhari netral
Tumbuhan berhari netral merupakan
tumbuhan berbunga yang tidak dipengaruhi oleh lamanya/panjangnya hari
penyinaran. Misalnya bunga matahari, mawar, dan kipas.
c. Tumbuhan berhari panjang
Tumbuhan berhari panjang merupakan
tumbuhan yang berbunga ketika periode pencahayaan lebih lama/panjang daripada
periode gelap. Misalnya bayam, selada, kentang, dan gandum.
3. Air
Air
merupakan senyawa yang sangat penting
dalam menjaga tekanan turgor dinding sel. Air berperan di dalam melarutkan
unsur hara dalam proses penyerapan. Fungsi air dalam tumbuhan adalah :
-
Menentukan laju fotosintesis
-
Sebagai pelarut universal dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
-
Menentukan proses transprtasi unsure hara yang ada di dalam
tanah
-
Mengedarkan hasil-hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan
-
Sebagai medium reaksi kimia (metabolism) dalam sel.
Air
dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh tumbuhan
dan sebagai medium reaksi enzimatis. Sebagai pelarut, air juga memengaruhi
kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung memengaruhi laju
metabolisme. Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis.
Proses osmosis akan terhenti atau berbalik arah yang berakibat keluarnya
materi-materi dari protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering dan
mati.
4. pH
Derajat keasaman atau pH tanah sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Contohnya
tanah yang bersifat asam terhadap tanah padsolik merah kuning (PMK), agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik maka jenis tanah ini ditambahkan keasaman
dengan pengapuran.
5. Oksigen
Oksigen merupakan factor pembatas pada setiap
organism. Kondisi ini juga berlaku untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Konsentrasi oksigen sangat ditentukan oleh medium tempat tumbuhan berada.
Bagian akar tumbuhan memerlukan aerasi yang baik untuk mendapatkan oksigen yang
cukup. Dengan dasar itulah petani sering menggemburkan tanaman mereka secara
berkala. Aerasi yang baik mampu meningkatkan proses respirasi akar untuk
mengedarkan unsure-unsur hara yang ada di dalam tanah ke bagian daun.
6. Nutrisi
Nutrisi
terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan
sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan.
Nutrisi
umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi
diambil dari udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak
disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg). Adapun unsur-unsur yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsure mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl).
Jika salah satu kebutuhan unsur- unsur tersebut tidak terpenuhi, akan
mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi. Defisiensi
mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat.
Setiap unsur yang
dibutuhkan tumbuhan memiliki peranan dan menimbulkan gejala tertentu apabila
terjadi kekurangan atau kelebihan. Berikut ini beberapa unsur yang dibutuhkan
tumbuhan beserta fungsinya, dan gejala yang timbul apabila kekurangan unsur
tersebut.
a. Nitrogen (N) merupakan komponen struktural protein, asam
nukleat, hormon, dan enzim. Gejala kekurangan N, yaitu pertumbuhan terhambat (tumbuhan
menjadi kerdil), serta daun menjadi pucat dan kuning.
b. Kalium (K) berfungsi untuk mengatur keseimbangan ion di dalam
sel serta merupakan kofaktor enzim dan berperan di dalam metabolism karbohidrat.
Gejala kekurangan kalium, yaitu perubahan karbohidrat terhambat dan daun
berwarna kuning.
c. Fosfor (P) merupakan penyusun fosfolipid asam nukleat dan ATP
(adenosin triposfat). Gejala kekurangan P, yaitu pertumbuhan terhambat dan daun
berwarna hijau tua serta ada bagian yang mati.
d. Sulfur (S) merupakan komponen asam amino, sistein, metionin,
dan beberapa vitamin. Gejala kekurangan S, yaitu daun menjadi kuning.
e. Magnesium (Mg) merupakan penyusun klorofil dan kofaktor
beberapa enzim. Gejala kekurangan Mg, yaitu klorosis, daun menguning dan kering
mulai dari ujung.
f. Kalsium (Ca) berfungsi untuk mempertahankan permeabilitas membrane
plasma dan menyusun asam pekat dalam lamela tengah (middle lamela). Gejala
kekurangan Ca, yaitu pertumbuhan terhambat karena lamella tengah tidak
terbentuk sehingga pembelahan sel terganggu.
g. Besi (Fe) berperan dalam pembentukan klorofil dan merupakan
bagian terpenting dari enzim sitokrom, peroksidase, dan katalase. Gejala kekurangan
Fe, yaitu klorosis, helai daun menguning.
h. Boron (B) belum diketahui fungsinya secara jelas, diduga
berperan dalam transpor glukosa. Gejala kekurangan B, yaitu ujung-ujung batang mengering
dan rusak.
i. Mangan (Mn) merupakan kofaktor enzim pernapasan,
fotosintesis, dan metabolisme nitrogen. Gejala kekurangan Mn, yaitu daun
berwarna pucat (klorosis).
j. Seng (Zn) berperan dalam sintesis asam amino serta merupakan
oktivator enzim dehidroginase. Gejala kekurangan Zn, yaitu pertumbuhan terhambat.
k. Tembaga (Cu) berperan dalam transfer elektron di dalam
kloroplas dan merupakan bagian dari enzim reaksi oksidasi-reduksi. Gejala
kekurangan Cu, yaitu daun-daunan berguguran dan ujung daun menjadi kisut.
l. Molibdenum (Mo) merupakan bagian dari enzim pereduksi nitrat
dan fiksasi nitrogen. Gejala kekurangan Mo, yaitu pertumbuhan terhambat.
Pengetahuan tentang
berbagai nutrien yang dibutuhkan tumbuhan dimanfaatkan oleh para petani untuk
bercocok tanam secara hidroponik, seperti tanam dengan air yang mengandung
nutrien tertentu sebagai medium tanam. Banyak industri pertanian yang
berkembang pesat berawal dari hidroponik.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. RANCANGAN
PENELITIAN
Penelitian ini di rancang secara kuantitatif dan
kualitatif, penelitian secara kuantitatif di dapat dari hasil pengukuran tinggi
batang dan lebar daun, penelitian secara kualitatif di dapat dari fisik
tumbuhan.
Dalam penelitian ini populasi , sampel dan variabel
adalah sebagai berikut :
a. Populasi
dan sampel
Populasi = 100
biji kacang hijau
Sampel = 20 biji
b. Variabel
Variable dalam
peneelitian kali ini terdiri dari
1. Variable
bebas adalah cahaya
2. Variable
terikat pertumbuhan tanaman kacang hijau
3. Control suhu, kelembapan, air, nutrisi
A. ALAT
-
Cutter/pisau
-
Pulpen
-
Gelas ukur
B. BAHAN
-
Tanah
-
Biji kacang hijau
-
Air
-
Bilah lidi
-
Kertas
-
Gelas plastik
C. CARA
KERJA
1. Merendam
100 biji populasi kacang hijau dalam air selama 6 – 10 jam.
2. Membeeri
bebepara lubang menggunakan cutter pada
gelas plastic.
3. Menggemburkan
tanah dan masukan ke dalam gelas plastik.
4. Menyediakan
20 lidi setinggi 10 cm, lalu tempel kertas yang sudah di beri nomor pada ujung
lidi
5. Setelah populasi biji kacang hijau selesai di rendam,
mengambil 20 sampel biji kacang hijau untuk di teliti.
6. Mengambil
10 sampel untuk di tanam pada wadah yang pertama, dan 10 sampel untuk wadah
yang kedua, lalu di samping
masing-masing sampel ditancapkan sebuah lidi yang sudah di beri
nomor sebagai penanda.
7. Meletakan
wadah yang pertama di tempat yang terang atau yang terkena sinar matahari.
8. Meletakan
wadah yang kedua di tempat gelap, yang tidak terkena sinar matahari.
9. Menyirami
setiap hari masing-masing sampel dengan
air dengan ukuran yang sama.
10. Mengukur
panjang/tinggi sampel kacang hijau pada
kedua tempat tersebut setiap hari selama 6 hari, lalu membuat rata-rata
tingginya.
11. Mengamati
perbedaan-perbedaan yang terjadi antara tanaman di dalam wadah A (gelap) dan B
(terang).
B. TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Ada
dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
a. Data
kualitatif tidak memerlukan perhitungan matematis sebab data tersebut sudah
memiliki makna untuk menafsirkan hasil penelitian dalam percobaan yang lakukan,
misalnya kapan mulai tumbuh akar; kapan kotiledon menyusut (kondisi kotiledon);
kapan tumbuh daun pertama, warna daun dan batang serta lembek atau kerasnya
batangdan akar serta banyak sedikitnya
akar .
b. Data
kuantitatif merupakan data memerihal, belum bermakna, maka perlu pengolahan dan
analisis, antara lain dengan statistic yakni mengenai panjang batang, lebar
daun dan panjang akar. Data kuantitatif dalam percobaan ini adalah ukuran
tinggi kecambah.
Untuk
mengumpulkan data tersebut kita bisa menggunakan tabel agar kita lebih mudah
menyusun,mengetahui dan membandingkan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi
pada biji kacang hijau, dengan tabel sebagai berikut :
Tabel
Kuantitatif
Tinggi Batang
Wadah A (Tempat
Gelap)
Hari ke-
|
Biji kacang hijau ke
-
|
Rata-rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
|||||||||||
2
|
|||||||||||
3
|
|||||||||||
4
|
|||||||||||
5
|
|||||||||||
6
|
|||||||||||
Mean
|
|||||||||||
Median
|
|||||||||||
Modus
|
Wadah B (Tempat Terang)
Hari ke-
|
Biji kacang hijau ke
-
|
Rata-rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
|||||||||||
2
|
|||||||||||
3
|
|||||||||||
4
|
|||||||||||
5
|
|||||||||||
6
|
|||||||||||
Mean
|
|||||||||||
Median
|
|||||||||||
Modus
|
Lebar Daun
Wadah A (Tempat Gelap)
Hari ke-
|
Biji kacang hijau ke
-
|
Rata-rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
|||||||||||
2
|
|||||||||||
3
|
|||||||||||
4
|
|||||||||||
5
|
|||||||||||
6
|
|||||||||||
Mean
|
|||||||||||
Median
|
|||||||||||
Modus
|
Wadah B (Tempat Terang)
Hari ke-
|
Biji kacang hijau ke
-
|
Rata-rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
|||||||||||
2
|
|||||||||||
3
|
|||||||||||
4
|
|||||||||||
5
|
|||||||||||
6
|
|||||||||||
Mean
|
|||||||||||
Median
|
|||||||||||
Modus
|
Kualitatif :
Komponen
|
Warna Daun
|
Warna Batang
|
Keras Lembek Batang
|
Banyaknya akar
|
Gelap
|
||||
Terang
|
C. TEKNIK
ANALISIS DATA
Data yang telah
diamati nantinya akan disusun sesuai topik kajian.Kemudian dilakukan penyusunan
berdasarkan data yang telah dipersiapkan secara logis dan sistematis. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik deskriptif argumentative
sederhana.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
TABEL
Tinggi Batang
Wadah A (Tempat Gelap)
Hari ke-
|
Biji kacang hijau ke
-
|
Rata-rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
0,5
|
0,3
|
0,4
|
0,4
|
0,3
|
0,1
|
0.4
|
0,5
|
0,6
|
0,3
|
0.36
|
2
|
0,6
|
0,4
|
0,5
|
0,6
|
0,5
|
0,2
|
0,6
|
0,6
|
0,7
|
0,5
|
0.7
|
3
|
2,5
|
5,3
|
4,2
|
6,2
|
5,6
|
5,2
|
5,5
|
2,8
|
3,2
|
5,1
|
4.56
|
4
|
4
|
12
|
9,6
|
13,5
|
11,5
|
13,5
|
12,5
|
4
|
7
|
13,2
|
10.08
|
5
|
9
|
21
|
17,7
|
23,5
|
21
|
22
|
22,5
|
7
|
17,4
|
19,5
|
18.06
|
6
|
9
|
22,8
|
23,4
|
24
|
29,5
|
30,3
|
29,7
|
11,5
|
22,8
|
20,2
|
22.32
|
Mean
|
1,5
|
3,8
|
3,9
|
4
|
4,9
|
5,05
|
4,95
|
1,92
|
3,8
|
3,36
|
3.718
|
Modus
|
9
|
21
|
17,7
|
23,5
|
21
|
22
|
22,5
|
7
|
17,4
|
19,5
|
18.06
|
Wadah B (Tempat Terang)
Hari ke-
|
Biji kacang hijau ke
-
|
Rata-rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
0,2
|
0,1
|
0,1
|
0,1
|
0,3
|
0,1
|
0,2
|
0,1
|
0,3
|
0,1
|
0.16
|
2
|
0,3
|
0,2
|
0,3
|
0,2
|
0,5
|
0,2
|
0,3
|
0,2
|
0,4
|
0,2
|
0.28
|
3
|
1,3
|
1,4
|
1
|
1,2
|
1
|
1,3
|
1,2
|
1,2
|
1,1
|
1
|
1.17
|
4
|
1,4
|
5
|
2,5
|
5,2
|
3,6
|
4
|
4,8
|
3
|
3,5
|
4,5
|
3.39
|
5
|
2,5
|
7
|
5,5
|
7,5
|
6,8
|
6,2
|
6
|
8,4
|
5,9
|
8
|
6.38
|
6
|
3,7
|
8,3
|
8,2
|
9,3
|
7,4
|
8,9
|
6,6
|
6,8
|
7
|
8,7
|
7.49
|
Mean
|
o.6
|
1,38
|
1.36
|
1,55
|
1.23
|
1.48
|
1.1
|
1.13
|
1.16
|
1.45
|
1.244
|
Modus
|
2,5
|
7
|
5,5
|
7,5
|
6,8
|
6,2
|
6
|
8,4
|
5,9
|
8
|
6.38
|
Lebar Daun
Wadah A (Tempat Gelap)
Hari ke-
|
Biji kacang hijau ke
-
|
Rata-rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
-
|
0,4
|
0,6
|
0,4
|
0,6
|
0,5
|
0,4
|
-
|
0,6
|
0,3
|
0.38
|
4
|
-
|
0,8
|
0,8
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0,6
|
0,7
|
1
|
0.89
|
5
|
0,3
|
1,5
|
1,3
|
1,3
|
1,2
|
1,4
|
1,3
|
1
|
0,8
|
1,4
|
1.04
|
6
|
0,4
|
1,8
|
1,6
|
1,7
|
1,6
|
1,8
|
1,7
|
1,3
|
1
|
1,8
|
1.37
|
Mean
|
0.07
|
0.3
|
0,1
|
0,28
|
0,27
|
0.3
|
0,28
|
0.21
|
0,17
|
0.3
|
0.228
|
Wadah B (Tempat Terang)
Hari ke-
|
Biji kacang hijau ke
-
|
Rata-rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
-
|
0,3
|
-
|
0,2
|
0,4
|
-
|
0,3
|
0,2
|
-
|
0,1
|
0.15
|
4
|
-
|
0,8
|
-
|
1
|
1
|
-
|
1
|
0,6
|
-
|
1
|
0.54
|
5
|
0,3
|
1,5
|
0,3
|
1,3
|
1,2
|
0,9
|
1,3
|
1
|
-
|
1,4
|
0.92
|
6
|
1
|
1,3
|
1,3
|
1,3
|
1,2
|
1,7
|
1,4
|
1,2
|
1,4
|
1,8
|
1.36
|
Mean
|
0,17
|
0.22
|
0.22
|
0.22
|
0.2
|
0.28
|
0.23
|
0.2
|
0.23
|
0,3
|
0.227
|
Kualitatif :
Komponen
|
Warna Daun
|
Warna Batang
|
Keras Lembek Batang
|
Banyaknya akar
|
Gelap
|
Kuning pucat
|
Putih
|
Lembek
|
Banyak serabut akar
tapi pendek
|
Terang
|
Hijau tua
|
Merah kehijauan
|
Keras
|
Banyak cabang akar
dan panjang
|
BAB V
PEMBAHASAN
Þ
Pada hari pertama
Terang
1. Biji
1 sudah tumbuh setinggi 0,2 cm,namun belum mempunyai daun.
2. Biji
2 sudah tumbuh setinggi 0,3 cm,namun belum mempunyai daun.
3. Biji
3 sudah tumbuh setinggi 0,4 cm,namun belum mempunyai daun.
4. Biji
4 sudah tumbuh setinggi 0,1 cm,namun belum mempunyai daun.
5. Biji
5 sudah tumbuh setinggi 0,3 cm,namun belum mempunyai daun.
6. Biji
6 sudah tumbuh setinggi 0,1 cm,namun belum mempunyai daun.
7. Biji
7 sudah tumbuh setinggi 0,2 cm,namun belum mempunyai daun.
8. Biji
8 sudah tumbuh setinggi 0,1 cm,namun belum mempunyai daun.
9. Biji
9 sudah tumbuh setinggi 0,3 cm,namun belum mempunyai daun.
10. Biji
10 sudah tumbuh setinggi 0,1 cm,namun belum mempunyai daun.
Gelap
1. Biji
1 sudah tumbuh setinggi 0,5 cm,namun belum mempunyai daun.
2. Biji
2 sudah tumbuh setinggi 0,3 cm,namun belum mempunyai daun.
3. Biji
3 sudah tumbuh setinggi 0,4 cm,namun belum mempunyai daun.
4. Biji
4 sudah tumbuh setinggi 0,4 cm,namun belum mempunyai daun.
5. Biji
5 sudah tumbuh setinggi 0,3 cm,namun belum mempunyai daun.
6. Biji
6 sudah tumbuh setinggi 0,1 cm,namun belum mempunyai daun.
7. Biji
7 sudah tumbuh setinggi 0,4 cm,namun belum mempunyai daun.
8. Biji
8 sudah tumbuh setinggi 0,5 cm,namun belum mempunyai daun.
9. Biji
9 sudah tumbuh setinggi 0,6 cm,namun belum mempunyai daun.
10. Biji
10 sudah tumbuh setinggi 0,3 cm,namun belum mempunyai daun.
Þ
Pada hari kedua
Terang
1. Biji
1 sudah tumbuh setinggi 0,3 cm,namun belum mempunyai daun.
2. Biji
2 sudah tumbuh setinggi 0,2 cm,namun belum mempunyai daun.
3. Biji
3 sudah tumbuh setinggi 0,3 cm,namun belum mempunyai daun.
4. Biji
4 sudah tumbuh setinggi 0,2 cm,namun belum mempunyai daun.
5. Biji
5 sudah tumbuh setinggi 0,5 cm,namun belum mempunyai daun.
6. Biji
6 sudah tumbuh setinggi 0,2 cm,namun belum mempunyai daun.
7. Biji
7 sudah tumbuh setinggi 0,3 cm,namun belum mempunyai daun.
8. Biji
8 sudah tumbuh setinggi 0,2 cm,namun belum mempunyai daun.
9. Biji
9 sudah tumbuh setinggi 0,4 cm,namun belum mempunyai daun.
10. Biji
10 sudah tumbuh setinggi 0,2 cm,namun belum mempunyai daun.
Gelap
1. Biji
1 sudah tumbuh setinggi 0,6 cm,namun belum mempunyai daun.
2. Biji
2 sudah tumbuh setinggi 0,4 cm,namun belum mempunyai daun.
3. Biji
3 sudah tumbuh setinggi 0,5 cm,namun belum mempunyai daun.
4. Biji
4 sudah tumbuh setinggi 0,6 cm,namun belum mempunyai daun.
5. Biji
5 sudah tumbuh setinggi 0,5 cm,namun belum mempunyai daun.
6. Biji
6 sudah tumbuh setinggi 0,2 cm,namun belum mempunyai daun.
7. Biji
7 sudah tumbuh setinggi 0,6 cm,namun belum mempunyai daun.
8. Biji
8 sudah tumbuh setinggi 0,6 cm,namun belum mempunyai daun.
9. Biji
9 sudah tumbuh setinggi 0,7 cm,namun belum mempunyai daun.
10. Biji
10 sudah tumbuh setinggi 0,5 cm,namun belum mempunyai daun.
Þ
Pada hari ketiga
Terang
1. Biji
1,3,6,dan 9 sudah mempunyai batang yang berwarna merah tua namun tidak
mempunyai daun.
2. Biji
2,4,5,7,8,dan 10 sudah mempunyai batang yang berwarna merah tua dan telah
mempunyai daun yang berwarna hijau muda.
Gelap
1. Biji
1 dan 8 sudah mempunyai batang yang berwarna putih namun tidak mempunyai daun.
2. Biji
2,3,4,5,6,7,9,dan 10 sudah mempunyai batang yang berwarna putih dan telah
mempunyai daun yang berwarna kuning pucat.
Þ
Pada hari keempat
Terang
1. Biji
1,3,6,dan 9 sudah mempunyai batang yang berwarna merah tua namun tidak
mempunyai daun.
2. Biji
2,4,5,7,8,dan 10 sudah mempunyai batang yang berwarna merah tua dan telah
mempunyai daun yang berwarna hijau muda.
Gelap
1. Biji
1 dan 8 sudah mempunyai batang yang berwarna putih namun tidak mempunyai daun.
2. Biji
2,3,4,5,6,7,9,dan 10 sudah mempunyai batang yang berwarna putih dan telah
mempunyai daun yang berwarna kuning pucat.
Þ
Pada hari kelima
Terang
1. Biji
9 sudah mempunyai batang yang berwarna di pangkal batang sedangkan kehijauan dibagian tengah sampai ke bagian
daun namun tidak mempunyai daun.
2. Biji
1,2,3,4,5,6,7,8,dan 10 sudah mempunyai batang yang berwarna di pangkal batang
sedangkan kehijauan dibagian tengah
sampai ke bagian daun dan telah mempunyai daun yang berwarna hijau tua.
Gelap
1. Biji
8 sudah mempunyai batang yang berwarna putih namun tidak mempunyai daun.
2. Biji
1,2,3,4,5,6,7,9,dan 10 sudah mempunyai batang yang berwarna putih dan telah
mempunyai daun yang berwarna kuning pucat.
Þ
Pada hari keenam
Terang
1. Semua
biji sudah mempunyai batang yang berwarna merah di pangkal batang
sedangkan kehijauan dibagian tengah
sampai ke bagian daun dan telah mempunyai daun yang berwarna hijau tua.
Gelap
1. Biji 8 sudah mempunyai batang yang berwarna putih
namun tidak mempunyai daun.
2. Biji
1,2,3,4,5,6,7,9,dan 10 sudah mempunyai batang yang berwarna putih dan telah
mempunyai daun yang berwarna kuning pucat.
Setelah
diketahui dari hasil tersebut dapat di ketahui bahwa cahaya sangat berpengaruh
dalam pertumbuhan perkecambahan.
Jika
ditanam di tempat gelap, maka tanaman Kecambah akan tumbuh lebih panjang
daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama
hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran
sel dan memacu pemanjanga sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin
ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon
ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak
terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang
tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan
kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, warna
batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil. Peristiwa ini disebut
”etiolasi”.
Jika ditanam di tempat terang, maka
kecambah akan tumbuh lebih pendek daripada yang ditanam di tempat gelap.
Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak
sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang
tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat,
jagur, subur daun terlihat segar serta memiliki cukup klorofil.
BAB
VI
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Hasil Percobaan menunjukan bahwa :
§
Tanaman
yang terkena cahaya matahari secara langsung pertumbuhannya lebih lambat,
daunnya lebih lebar & tebal, berwarna hijau, batang tegak, kokoh.
§
Tanaman
yang tidak terkena cahaya matahari pertumbuhannya lebih cepat & mempunyai
batang yang lebih tinggi, daunnya kecil, tipis, berwarna pucat, batang
melengkung, tidak kokoh.
2 . Cahaya merupakan faktor eksternal
atau luar yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan pada tumbuhan.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan, yakni:
-
Dalam melakukan percobaan, sebaiknya kelompok
tersebut memiliki kerjasama yang kompak. Jangan ada saling ketergantungan
antara satu sama lain.
-
Sediakan alat dan bahan dengan lengkap.
-
Jangan lalai dengan kewajibannya untuk
menyiram tanaman tersebut dengan teratur.
-
Ikuti petunjuk yang berlaku.
DAFTAR
PUSTAKA
Aryulina,
Diah , Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi Winarni. 2004. BIOLOGI 3 SMA dan MA untuk Kelas XII.
Jakarta: esis.
Daroji,
Haryati. 2007. Sukses Belajar ILMU
PENGETAHUAN ALAM 2 untuk kelas VIII SMP dan MTs. Solo. PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar